Belitung Dapat Limpahan 1100 Hektare dari Bangka untuk Rehabilitasi Mangrove

Pemerintah melalui BRGM berencana merehabilitasi sedikitnya 33 ribu hektare dari sekitar 600 ribu hektare kawasan mangrove yang terabrasi dan rusak. Foto: Pemkab Belitung Timur
Pemerintah melalui BRGM berencana merehabilitasi sedikitnya 33 ribu hektare dari sekitar 600 ribu hektare kawasan mangrove yang terabrasi dan rusak. Foto: Pemkab Belitung Timur

TROPIS.CO, JAKARTA – Masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendapatkan alokasi Kegiatan Percepatan Rehabilitasi Mangrove dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Baturusa Cerucuk seluas 3.400 hektare, namun masyarakat Pulau Bangka lebih tertarik menambang timah ketimbang ikut program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mangrove.

Karena hal tersebut, BPDASHL Baturusa Cerucuk Bangka Belitung, terpaksa mengalihkan 1100 hektare yang dialokasikan di empat kabupaten dan satu kota di Pulau Bangka itu ke Pulau Belitung.

Semula, kata Maman Sudirman, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PEN Mangrove di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bangka mendapat alokasi 2.200 hektare yang mencakup Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Barat, Bangka, Bangka Tengah, dan Bangka Selatan.

Namun karena terkendala sulitnya mendapatkan tenaga kerja maka 1100 hektare dialihkan Pulau Belitung.

Alokasi sebesar itu menambah alokasi untuk Pulau Belitung yang sebelumnya hanya 1.200 hektare, mencakup Kabupaten Belitung dan Belitung Timur.

“Kini Tim BRGM bersama BPDASHL Babel sedang melakukan verifikasi areal mangrove di Belitung dan Belitung Timur,” jelas Maman dalam keterangan persnya, Jumat (30/7/2021).

Maman memperkirakan penyebab ketidaktertarikan masyarakat Bangka untuk ikut dalam PEN mangrove karena untuk saat ini menambang timah jauh lebih menguntungkan.

“Harga timah pada saat ini sangat tinggi, sehingga mereka bisa berpendapatan Rp 500 ribu bahkan di atas Rp 1 juta sehari,” ujar Maman.

Sementara upah kerja menanam mangrove hanya Rp 125 ribu per hari orang kerja (HOK).

“Kalau Belitung keinginan masyarakat untuk menanam masih cukup tinggi, lagi pula ketersedian areal pantai yang harus direhabilitasi masih cukup luas,” tuturnya.