Selama Angka Kelahiran Tinggi, Net Sink Carbon Sulit Terwujud

Langkah Strategis Indonesia

Sebelumnya Saat Media briefing tentang  Indonesia’s Forest and Other Land Use (FoLU) Net Sink by 2030′ secara virtual, Rabu (21/7/2021), Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong memaparkan sejumlah langkah strategis dalam upaya mewujudkan Net Sink C 2030.

Salah satunya, dengan penurunan emisi dari forestasi serta degradasi hutan atau reducing emissions from deforestation and forest degradation (REDD) pada lahan mineral dan gambut.

Dalam pengelolaan hutan lestari, menurut Wamen Alue Dohong, dilakukan penanaman di hutan tanaman industri.

Kemudian menerapkan reduce impact logging (RIL) dan silvikulur intensive (SILIN) pada saat pemanfaatan kawasan hutan produksi.

Upaya rehabilitasi dilakukan dengan rotasi maupun nonrotasi dan terhadap lahan gambut, salah satu upayanya dengan merestorasi gambut dan perbaikan tata air gambut.

Dalam implementasi nationally determined contributions (NDC), khususnya di bidang kehutanan,  dilakukan penyesuaian diberbagai aspek melalui sejumlah tindakan korektif (corrective measures).

Misalnya, moratorium sawit maupun implementasi penghentian pemberian perizinan berusaha pada hutan alam primer dan lahan gambut.

“Ini antara lain, inisiatif Indonesia di sektor kehutanan yang diupayakan terwujud pada 2030, berdasarkan implementasi dan corrective measures, Indonesia optimistis dengan target FoLU Net Sink pada 2030,” ujar Wamen LHK Alue Dohong.

Sementara Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Laksmi Dhewanthi menyatakan, dalam mendukung target FoLU Net Sink, sejumlah strategi utama aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan ditempuh melalui perbaikan sistem pengelolaan sumber daya lahan dan hutan dengan membentuk kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di semua wilayah hutan.

“Upaya lain berupa peningkatan adopsi praktik pengelolaan hutan lestari di hutan produksi.”

“Percepatan pembangunan hutan tanaman industri dan hutan rakyat serta pemanfaatan kayu perkebunan buat memenuhi permintaan kayu sehingga mengurangi ketergantungan pemenuhan kebutuhan kayu dari hutan alam,” pungkas Laksmi. (*)