Diversifikasi Lindungi Petani Kopi Amstirdam dari Dampak Pandemi Covid-19

Hasil Pendampingan

Pengetahuan ini didapat dari program pendampingan peningkatan kapabilitas petani yang dilakukan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (Yayasan IDH) bersama dengan PT Asal Jaya, perusahaan eksportir kopi nasional di Jawa Timur sejak tahun 2016 hingga 2021.

“Selama lima tahun, saya dan 15.000 petani kopi lainya di Amstirdam dilatih mengenai teknik dalam memanen seperti cara memetik cherry merah, paska panen seperti pengeringan biji dan sortasi, sampai mengolahnya menjadi produk yang siap dikonsumsi.”

“Kami juga diajarkan untuk bertanam tumpang sari dengan jahe, mengembangkan organisasi petani, manajemen keuangan, dan kesempatan praktik dalam perkebunan percontohan dengan ekosistem terintegrasi untuk mengembangkan budidaya kopi berkelanjutan,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa tidak hanya bercocok tanam, para petani perempuan juga tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT).

Mereka diajarkan untuk belajar membatik, memelihara bunga, dan sayur-sayuran untuk dikonsumsi masyarakat.

Bakri mengakui sebelum adanya pelatihan, para petani di Amstirdam masih bercocok tanam dengan pengetahuan yang terbatas dan menggunakan cara yang diwariskan orang tua sebelumnya, yaitu dengan sistem monokultur atau satu jenis tanaman kopi saja.

Ini mengakibatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan dari masing-masing kebun masih beragam dan nilai jualnya menjadi rendah.

“Kini upaya pembelajaran kami selama lima tahun telah teruji dengan pandemi sekaligus perubahan iklim.”

“Alhamdullilah, sampai saat ini kami masih bisa berkebun dan memenuhi kebutuhan keluarga kami.”

“Terlebih, produktivitas kebun kopi kami juga meningkat sekitar 11 persen, dimana PT Asal Jaya menjadi pembeli utama.”

“Berbekal pengetahuan yang dimiliki, kedepannya kami akan meningkatkan biji kopi yang lebih baik dan menurunkan ilmu ini kepada anak cucu kami untuk mencegah kepunahan kopi,” jelas Bakri.