Yayasan IDH dan PT Asal Jaya Bantu 15 Ribu Petani Kopi di Kabupaten Malang

Dampak Program

Untuk mengetahui sejauh mana program ini memberi manfaat bagi para Petani Kopi, Yayasan IDH bekerja sama dengan AKVO, lembaga riset independen, mengevaluasi dampak dari projek tersebut pada petani yang dilakukan pada Oktober hingga November 2020.

Perbandingan hasil antara studi baseline dan endline diperoleh rata-rata jumlah kilogram kopi hijau yang dihasilkan per hektare meningkat sebesar 11 persen dan rata-rata jumlah kilogram kopi hijau yang dihasilkan per pohon meningkat sebesar 34 persen.

“Yang menarik dari data ini adalah bahwa total biaya produksi rata-rata per hektar per siklus tanaman tahunan dalam survei endline lebih rendah dari baseline dan target.”

“Artinya, proyek tersebut berhasil membantu petani dalam menekan biaya produksi,” jelas Nisa dari AKVO.

Ia mencatat bahwa proyek ini telah memberikan kesempatan partisipasi yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam mengelola kebun kopi.

Terjadi peningkatan minimal 10 persen masing-masing dari total 15.000 petani.

“Setelah mengikuti program dari Yayasan IDH dan PT Asal Jaya selama lima tahun, saya mendapatkan ilmu dan keterampilan tentang budi daya kopi yang baik.”

“Kopi hijau yang dihasilkan dari kebun kopi saya saat ini mendapatkan penilaian grade A.”

Biaya produksinya rendah karena saya memproduksi pupuk sendiri bersama dengan anggota kelompok SABC lainnya,” ucap Yuniarti, petani kopi dari SABC di wilayah Ampel Gading.

Selain mendapatkan pendapatan dari kebun kopi, ia juga mengaku mendapat tambahan pemasukan lainnya dari menjual tanaman lain.