Yayasan IDH dan PT Asal Jaya Bantu 15 Ribu Petani Kopi di Kabupaten Malang

Baru Penuhi 10 Persen

Haryanto, Direktur PT Asal Jaya, mengatakan bahwa kebutuhan memenuhi permintaan kopi untuk pasar luar negeri sangat tinggi sedangkan suplai dari petani lokal khususnya di Malang masih sangat minim yakni 10 persen dari total kopi yang mereka ekspor.

Hal ini yang mendorong mereka mengembangkan pertanian kopi lokal bersama dengan Yayasan IDH sehingga dapat memberikan dampak ekonomis dan keberlanjutan yang lebih baik bagi petani.

Haryanto menambahkan kerja sama dilakukan dengan sistem co-funding (pendanaan bersama) untuk model pembinaan ekosistem di perkebunan kopi.

Ini terintegrasi dengan pemberian kegiatan peningkatan kapasitas petani, mulai dari good agricultural practices (GAP) atau praktik pertanian baik, good manufacturing practices (GMP) atau praktik manufaktur yang baik, dan access to finance practices (AFP) atau akses pada praktik keuangan membentuk gabungan kelompok tani yang disebut dengan sustainable agriculture business clusters (SABC) atau klaster bisnis pertanian berkelanjutan dan melakukan kegiatan farmer driven research (FDR) atau demo farm pada kebun percontohan di masing-masing SABC serta pelatihan dan sertifikasi.

Pelatihan yang diberikan kepada petani juga mendapat dukungan dari Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) sebagai platform nasional untuk pemangku kepentingan sektor kopi di Indonesia.

“SCOPI mendukung program peningkatan kapasitas petani di AMSTIRDAM melalui pelatihan praktik budi daya kopi yang baik dan berkelanjutan dan teknik pascapanen berbasis pada kurikulum nasional berkelanjutan atau national sustainability curriculum (NSC) yang penyusunannya telah difasilitasi oleh SCOPI bersama para anggota dan mitranya.”

“Tentunya kami juga mendorong anggota SCOPI lainnya untuk melakukan inisiatif serupa.”

“Untuk mewujudkan kopi berkelanjutan, seluruh aktor di rantai pasok kopi perlu bergotong-royong karena pendekatan perlu dilakukan terhadap ekosistem secara keseluruhan.”

“Kegiatan yang telah diinisasi oleh PT Asal Jaya dan Yayasan IDH menjadi tolak ukur langkah nyata yang dapat dilakukan oleh sektor swasta,” kata Paramita Mentari Kesuma, Direktur Eksekutif SCOPI.

Program ini juga mendapatkan apresiasi positif dan dukungan dari pemerintah lokal.

Jajang Slamet Soemantri, perwakilan dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang mengatakan bahwa dia mendukung adanya kerja sama dengan SCOPI untuk penyediaan penyuluh sebagai Master Trainer.

“Sebagai wujud dukungan MoU dengan PT Asal Jaya, pemerintah menyediakan SDMP (Penyuluh/PTP2) Dinas sebagai Agrotekno dan Assisten Agrotekno, penerapan teknologi GAP, GMP, SKE, FDR dan SABC.”

“Selain itu, kami juga membantu penyediaan kebun kopi sebagai objek kegiatan dan petani kopi untuk mencetak Master Trainer desa,” ungkap Jajang.

Pemerintah lokal juga berkontribusi dalam perkreditan yang bekerja sama dengan BRI dan BNI, serta penyediaan fasilitas alat, bibit, dan pupuk untuk mendukung kegiatan petani.