UE Siap Kerja Sama dengan Indonesia untuk Perluas Agenda Hijau

Vincent Piket (tengah), Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, saat memberikan kuliah umum bertajuk ”EU AmbassadorTalk - Climate Change and Circular Economy” yang digelar secara online Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak, Selasa (6/7/2021). Foto: UE
Vincent Piket (tengah), Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, saat memberikan kuliah umum bertajuk ”EU AmbassadorTalk - Climate Change and Circular Economy” yang digelar secara online Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak, Selasa (6/7/2021). Foto: UE

TROPIS.CO, JAKARTA – Uni Eropa (UE) dan Indonesia telah membangun kerja sama yang kuat selama bertahun-tahun dalam memerangi perubahan iklim, melalui pengembangan energi berkelanjutan, tata kota berwawasan hijau, ekonomi sirkular, tata kelola hutan, dan tata kelola laut.

Pendapat itu dilontarkan Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, saat memberikan kuliah umum bertajuk ”EU AmbassadorTalk – Climate Change and Circular Economy” yang digelar secara online Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak, Selasa (6/7/2021).

“Uni Eropa siap memperluas Agenda Hijau dengan Indonesia untuk bekerja sama lebih erat untuk mencapai tujuan bersama.”

“Agenda Hijau ini mencakup lebih banyak investasi hijau, perdagangan, kerja sama energi terbarukan dan ekonomi sirkular, dengan tujuan akhir bergerak bersama menuju netralitas iklim,” tutur Piket.

Lantas berbicara soal pemulihan dari krisis Covid-19, menurutnya hal itu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu kita dapat mengulangi hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya dan berinvestasi di ekonomi lama, atau kita dapat menjadi lebih cerdas dan menggabungkan pemulihan dengan kebutuhan untuk beralih ke ekonomi hijau.

Eropa memilih pilihan yang kedua, dan melihat ini sebagai peluang besar.

Pada bulan Desember 2019  – tepat sebelum krisis Covid-19 – Uni Eropa mengadopsi kerangka kebijakan baru yang disebut Kesepakatan Hijau Eropa (EU Green Deal).

”EU Green Deal merupakan strategi baru kami bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.”

“Kebijakan tersebut memuat peta jalan untuk menerapkan ekonomi sirkular yang bersih, memulihkan keanekragaman hayati dan mengurangi polusi.

“Namun, kami sangat sadar bahwa kami tidak dapat melakukan hal itu sendiri. Bekerja dengan mitra internasional adalah mutlak jika kita ingin kembali bangkit lebih kuat dari krisis ini,” pungkas Piket. (*)