Food Estate dan Strategi Ketahanan Pangan Lokal

Kedepankan Kemandirian

Bustar Maitar, pendiri dan CEO Yayasan Ekosistem Nusantara Berkelanjutan (EcoNusa Foundation), mengatakan hal yang perlu dipastikan adalah bagaimana pemerintah dalam hal pengembangan produksi pangan tidak perlu merusak ekosistem yang ada.

“Yang terjadi di Merauke, sampai hari ini, estate-nya tidak jadi-jadi, tapi penebangan hutannya terus berlangsung dengan alasan pengembangan food estate.”

“Padahal cara yang dapat dilakukan di Papua bisa melalui intensifikasi pada lahan sawah daerah transmigran yang dapat dimaksimalkan produktivitasnya dan tidak harus membuka lahan baru,” ungkap Bustar.

Bustar mengatakan, pemerintah tidak harus mengalihfungsikan lahan dalam jumlah besar dalam mengejar ketahanan pangan nasional.

Ketahanan pangan dapat didorong melalui pemberian dukungan bagi area-area pada level komunitas terkecil seperti perkampungan.

Dengan begitu, masyarakat bisa memproduksi pangannya sendiri dan sejalan dengan mitigasi dampak krisis seperti pada pandemi.

“Potensi pangan lokal tetap harus dijaga dan sebuah kecelakaan ketika membuat food estate hutan sagu dibabat misalnya, seperti yang terjadi di Papua.”

“Food estate seharusnya mengunggulkan kemandirian, kalau masyarakat tidak bisa produksi sendiri, ya tidak ada kemandirian,” kata Bustar.

Pihaknya mencontohkan program kemandirian pangan yang dilakukan EcoNusa di tiga perkampungan di Maluku Utara; Gane, Posi-posi, dan Samo, pada 2018.

Masyarakat di tiga kampung tersebut sudah dua dekade meninggalkan kebiasaan bercocok tanam padi karena mengandalkan pasokan beras yang dikirim dari wilayah lain.

“2019 awal kita ajak mereka berpikir untuk menanam padi. Mulai kita cari bibit varietas lokal tapi di kampung itu tidak ada, karena mereka sudah 20 tahun lebih tidak tanam padi.”

“Akhirnya dapat dari kampung lain. Kita mulai tanam padi ladang pertengahan 2019 dan berhasil panen pada akhir tahun sekitar 50 ton gabah di masing-masing kampung”.

“Maret 2020, saat pandemi terjadi, transportasi tidak masuk untuk distribusi logistik, tapi masyarakat merasa aman karena mereka punya cadangan pangan yang kuat,” pungkas Bustar.