Peran BPDPKS Dorong Petani Kelapa Sawit Suplai Bahan Baku Biodiesel

Petani Sawit  Belum Dapat Manfaat

Sementara Ricky Amukti dari Traction Energy Asia mengatakan, menempatkan pekebun mandiri kelapa sawit dalam rantai pasok biodiesel sangat dimungkinkan, terlebih pekebun sawit mandiri menguasai 40 persen dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

“Namun mereka sama sekali tidak mendapat manfaat dari program biodiesel secara langsung selama ini,” tutur Ricky.

Menurutnya, dengan memasukkan pekebun sawit mandiri dalam rantai pasok produksi biodiesel akan membantu meningkatkan kesejahteraan dan memberantas kemiskinan.

Termasuk, mengurangi risiko deforestasi dan menjaga hutan alam yang tersisa dan menggunakan TBS kelapa sawit yang dihasilkan dari lahan pekebun sawit mandiri dapat mengurangi emisi dari keseluruhan daur produksi biodiesel.

Sampai saat ini kondisi rantai pasok TBS dari petani ke pabrik kelapa sawit (PKS) bervariasi.

Panjangnya rantai pasok TBS mengurangi keuntungan petani swadaya.

“Dengan mandatori biodiesel ini bisa menjadi momentum dalam upaya perbaikan rantai pasok dari petani,” ucap Ricky.

Biasanya keengganan PKS menempatkan pekebun mandiri sebagai pemasok bahan baku terkait karakteristik usahanya, dimana rata – rata, skala usaha pekebun mandiir masih terbatas (rata-rata luas lahan di bawah 3 hektare dan modal kerja/usaha terbatas), pengelolaan/manajemen usaha tradisional, tingkat produktivitas rendah (volume panen TBS per 1 hektare kurang dari 3 ton), mutu TBS rendah (tingkat rendemen di bawah 20 persen), dan kinerja usaha kurang efisien (biaya produksi lebih tinggi terhadap pendapatan operasional.

Maka muncul hambatan eksternal yang dihadapi pekebun mandiri, yakni akses pasar terbatas dan harga jual TBS tidak sebanding biaya pokok produksi.

“Satu-satu solusi untuk menjamin kelangsungan usaha pekebun mandiri adalah dengan memberi jaminan pasar,” sebut Ricky.

Sebab itu, pengadaan TBS dari pekebun mandiri yang dilakukan PKS sebaiknya dengan menempatkan pekebun mandiri sebagai pelaku rantai pasok CPO melalui  kerja sama kemitraan berbasis karakteristik usaha, dimana kemitraan antara pekebun mandiri dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit atau pabrik kelapa sawit adalah solusi untuk peningkatan kinerja dan skala usaha pekebun mandiri.

Ricky menyatakan ada lima tujuan penyelenggaraan program kemitraan berbasisi karakteristik usaha.

Pertama, memberikan jaminan pasar bagi TBS petani swadaya.

Kedua, memberikan akses petani swadaya untuk memperoleh bibit dan pupuk berkualitas.

Ketiga, memberikan bimbingan teknis peningkatan produksi TBS.

Keempat, memberikan bimbingan teknis peningkatan mutu TBS petani swadaya sesuai standar industri kelapa sawit.

Kelima, memberikan bimbingan teknis pola usaha tani atau berkebun yang baik dan berkelanjutan.