Transisi Energi untuk Udara Bersih Jakarta Harus Jadi Prioritas

Elektrifikasi

Senada dengan Idoan, peneliti The International Council on Clean Transportation (ICCT) Tenny Kristiana mengatakan bahwa elektrifikasi pada sektor transportasi menjadi jalan tercepat untuk mengalihkan penggunaan bahan bakar fosil yang tak hanya memperburuk kualitas udara, juga keberlangsungan lingkungan hidup secara keseluruhan.

“ICCT mendukung untuk dilakukannya elektrifikasi pada sektor transportasi. Namun, perlu dicatat bahwa sumber listrik yang digunakan perlu juga diganti dari bahan bakar fosil menjadi sumber energi terbarukan, misalnya penggunaan biomassa, municipal solid waste, atau geothermal,” ujar Tenny.

Disamping elektrifikasi, pengembangan biofuel bisa terus dilanjutkan dengan berfokus pada biofuel yang berkelanjutan, seperti menggunakan minyak jelantah untuk biodiesel.

Tenny mengatakan, emisi yang dihasilkan dari biodiesel minyak jelantah jauh lebih rendah ketimbang biodiesel dari minyak sawit yang sumbernya masih mengandalkan konversi lahan.

Terlebih, Indonesia memiliki potensi minyak jelantah yang tinggi, yang sayangnya saat ini masih difokuskan ke ekspor.

“Pemerintah pusat bisa menjadikan pengumpulan minyak jelantah sebagai kebijakan nasional untuk mendukung program biodiesel. Opsi lainnya yakni pemerintah bisa memberikan insentif untuk minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. Nanti pasar akan bergerak sendiri dalam pengumpulan minyak jelantah, maka nilai keekonomiannya akan masuk,” ungkap Tenny.

Ricky Amukti, Manajer Riset dari Traction Energy Asia, mengatakan bahwa  pemerintah perlu terbuka terhadap banyaknya pilihan sumber energi terbarukan di luar sawit yang bisa dijajaki di Indonesia.

“Kita sebagai konsumen tidak diberikan pilihan, tidak merdeka dalam memilih energi. Perlu komitmen dari pemerintah untuk membuat kebijakan yang kondusif. Misalnya dengan memberikan insentif untuk penyelenggara energi alternatif yang bersih dan rendah emisi, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), geothermal (panas bumi), angin atau air,” kata Ricky.

Selain langkah strategis di sektor energi terbarukan yang didukung penuh pemerintah, masyarakat juga bisa berkontribusi pada upaya penyelenggaraan udara yang bersih.

Salah satu langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah melakukan konservasi energi dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, misalnya dengan bersepeda atau menggunakan kendaraan umum.

“Saya pikir ini merupakan langkah konkret yang bisa dilakukan masyarakat dalam mendukung kampanye untuk meningkatkan kualitas udara, seperti yang dilakukan Koalisi Ibukota,” pungkas Idoan. (*)