Transisi Energi untuk Udara Bersih Jakarta Harus Jadi Prioritas

Perlu Solusi Menyeluruh

Tak bisa dipungkiri bahwa daerah perkotaan merupakan kawasan yang memiliki peran penting dalam lingkungan yang berkelanjutan.

Karena itu, pada tahapan implementasi di perkotaan, pemerintah kota perlu memikirkan solusi menyeluruh yang melibatkan berbagai aspek pengelolaan perkotaan agar bisa meningkatkan kualitas udara secara efektif.

Apalagi berbagai kegiatan yang berpotensi menghasilkan polutan terjadi di kawasan perkotaan, antara lain kegiatan industri, kegiatan perkantoran, kegiatan rumah tangga seperti memasak dan penerangan, serta transportasi.

“Memang secara garis besar, penyebab utama polusi udara adalah sektor transportasi dan industri. Khususnya di Jakarta yang merupakan kawasan urban, penyebab utamanya adalah transportasi.”

“Salah satu rekomendasi kami untuk memitigasi permasalahan ini adalah untuk melakukan transisi menuju kendaraan listrik, khususnya untuk kendaraan penumpang beroda dua dan empat.”

“Selain untuk mengurangi polusi perkotaan, kami mendorong pemerintah agar melakukan transisi ini secepatnya untuk mendukung dekarbonisasi sektor transportasi,” tutur Idoan Marciano, Energy Technology Specialist dari Institute for Essential Service Reform (IESR).

IESR merekomendasikan Jakarta untuk mempercepat transisi menuju kendaraan listrik.

Apabila mobil listrik masih terlalu mahal, maka publik bisa berkontribusi dengan berpindah ke motor listrik atau transportasi umum.

Selain itu, Pemprov DKI juga perlu mendukung dan mempercepat pengadaan 100 bus listrik yang sebelumnya terhambat.

Peta jalan yang disusun IESR menyebutkan bahwa pada tahun 2050 sangat dimungkinkan untuk Indonesia bisa mencapai target zero emission di sistem energi, termasuk sektor transportasi dengan mengakselerasi pemanfaatan energi terbarukan dan kendaraan listrik.

Target tersebut dapat diwujudkan selama ada komitmen politik yang kuat dan kerja sama yang erat antara pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, akademisi, hingga publik.