Menuju COP-26 UNFCCC Glasgow, Indonesia Komit Atasi Perubahan Iklim

Wakil Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong dalam sambutan pembukanya menyampaikan bahwa Hari Lingkungan Hidup menjadi kesempatan untuk merefleksikan pencapaian dan terus melanjutkan tekad kita dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup yang dihadapi dunia hingga saat ini. Foto: KLHK
Wakil Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong dalam sambutan pembukanya menyampaikan bahwa Hari Lingkungan Hidup menjadi kesempatan untuk merefleksikan pencapaian dan terus melanjutkan tekad kita dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup yang dihadapi dunia hingga saat ini. Foto: KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Indonesia saat ini sangat berkomitmen dalam mengatasi perubahan iklim.

Indonesia bersama-sama dengan anggota masyarakat internasional melalui Konferensi Para Pihak (COP) UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) ke-21 di Paris, telah mengadopsi Paris Agreement to the UNFCCC yang salah satunya menghasilkan kesepakatan mengenai Nationally Determined Contribution (NDC) yang mengatur dan memproyeksikan potensi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Tindak lanjut komitmen Presiden Joko Widodo pada COP-21 adalah meratifikasi Paris Agreement melalui Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2016.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong dalam kata sambutannya  saat membuka  Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021, Sabtu (5/6/2021).

Dalam rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan mitra strategis Cendekia Synergy menyelenggarakan Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021 dengan mengangkat tema “Integrasi Atmosfer Untuk Lingkungan Berkelanjutaan dan Kesejahteraan Bangsa”.

“Dalam dokumen NDC, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan business as usual (BAU), dan sampai 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.”

Angka  29 persen berarti ekuivalen dengan 826 juta ton CO2 dan 41 persen ekuivalen dengan lebih dari 1,02 miliar ton CO2 yang diturunkan sampai tahun 2030,” tutur Alue Dohong.

Dia juga menyampaikan pandangan Indonesia atas beberapa agenda negosiasi COP-26 UNFCCC Glasgow, antara lain terkait penyelesaian Paris Rules Book, Common Time Frame (CTF) untuk NDC, isu transparancy, dan mengenai sources of input untuk GLobal Stocktake (GST), serta harapannya terhadap soft diplomacy pavilion Indonesia COP-26 UNFCCC Glasgow yang akan diselenggarakan pada tanggal 1 hingga 12 November 2021

Soft diplomacy di Paviliun Indonesia diharapkan tidak hanya diupayakan melalui sesi-sesi diskusi atau pertemuan, tetapi juga dapat dilakukan melalui pengenalan seni, budaya, dan keramahan bangsa Indonesia kepada masyarakat dunia,” kata Wamen Alue Dohong.

Baca juga: Hari Lingkungan Hidup 2021, Restorasi Ekosistem dan Berdamai dengan Alam