Guna Pulihkan Produksi Pertanian, Rehabilitasi Bendung dan Saluran Irigasi Daerah Irigasi Gumbasa Digarap

Dibagi Lima Paket

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Kementerian PUPR Taufik mengatakan, untuk rehabilitasi irigasi Gumbasa tahap II, pekerjaan dibagi menjadi lima paket.

Paket pertama adalah rehabilitasi bendung pada tubuh bendung, pembuatan groundsill, rehabilitasi tanggul banjir dan landscape.

“Untuk paket 1 tahap 2 diperkirakan estimasi biaya sebesar Rp 51,2 miliar dan  saat ini masih proses lelang pekerjaan konstruksi,” ungkapnya.

Selanjutnya untuk paket kedua yakni pekerjaan rehabilitasi jaringan utama (bangunan, saluran primer,  saluran sekunder dan saluran pembuang) ruas  BGKn 7 – 24 dengan luas areal 1.606 hektare, paket ketiga berupa rehabilitasi jaringan (bangunan, saluran primer, saluran sekunder, saluran pembuang) ruas BGKn 24-42 dengan luas areal 3.547 hektare, paket keempat rehabilitasi jaringan (Bangunan, saluran primer, saluran sekunder dan saluran pembuang) ruas BGKn 42-54 dengan luas areal 1.815 hektare.

Sementara paket kelima rehabilitasi jaringan (bangunan, saluran primer, saluran sekunder dan saluran pembuang) ruas BGKn 54-58 luas areal 142 hektare diungkapkan Taufik akan menggunakan dana loan JICA (Japan International Cooperation Agency).

DI Gumbasa terletak di  area lembah Palu yang memanjang dari kaki hulu Sungai Gumbasa mengalir hingga Sungai Kawatuna di Kota Palu.

Secara administratif, DI Gumbasa melayani lima kecamatan yang berada di Kabupaten Sigi dan Kota Palu yaitu: Kecamatan Gumbasa,Tanambulaya, Dolo, Sigi Biromaru dan Palu Selatan, yang memiliki luas irigasi potensial 8.180 hektare.

DI Gumbasa yang dibangun pada tahun 1931 mulanya hanya berupa free intake dengan suplai air dari Sungai Gumbasa, kemudian oleh Departemen PU dibangun menjadi bendung permanen pada tahun 1976. (*)