Harga Minyak Sawit Tetap Tinggi, Produksi Belum Naik

Produksi minyak sawit bulan Februari 2021 juga mengalami penurunan sekitar 10 persen dari bulan Januari yang merupakan faktor musiman (seasonality), sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2020, produksi Februari 2021 lebih rendah 6 persen dari Februari 2020. Foto: Vibiznews.com
Produksi minyak sawit bulan Februari 2021 juga mengalami penurunan sekitar 10 persen dari bulan Januari yang merupakan faktor musiman (seasonality), sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2020, produksi Februari 2021 lebih rendah 6 persen dari Februari 2020. Foto: Vibiznews.com

TROPIS.CO, JAKARTA – Harga rata-rata minyak sawit pada bulan Februari 2021 adalah US$1.085 per ton CIF Rotterdam, lebih tinggi US$60 dari harga bulan Januari yang merupakan harga tertinggi dalam enam tahun terakhir.

“Harga yang tinggi disebabkan oleh produksi minyak nabati yang rendah ditambah dengan produksi biodiesel yang meningkat karena komitmen pemerintah antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Brasil, dan Jerman untuk terus mengimplementasikan program penggunaan biodiesel,” ungkap Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dalam keterangan persnya, Jumat (16/4/2021).

Menurutnya, Oil World memperkirakan produksi biodiesel dunia tahun 2021 akan mencapai 47,5 juta ton atau 2,2 juta ton lebih tinggi dari tahun 2020 dan 1,5 juta ton lebih tinggi dari 2019.

Dampak harga yang tinggi adalah negara pengimpor banyak menahan pembeliannya yang menyebabkan ekspor menurun.

Ekspor minyak sawit Indonesia pada bulan Februari 2021 diperkirakan sekitar 1.994 ribu ton, 867 ribu ton (-30 persen) lebih rendah dari bulan lalu.

Baca juga: Tahun 2020, Astra Agro Raup Pendapatan Rp18,8 Triliun

Demikian juga nilai ekspor minyak sawit diperkirakan sekitar US$2 juta, US$ 600 juta (-23 persen) lebih rendah dari bulan lalu.

Produksi minyak sawit bulan Februari 2021 juga mengalami penurunan sekitar 10 persen dari bulan Januari yang merupakan faktor musiman (seasonality), sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2020, produksi Februari 2021 lebih rendah 6 persen dari Februari 2020.

“Berbeda dengan ekspor, konsumsi dalam negeri bulan Februari 2021 lebih tinggi 5,5 persen dari bulan Januari menjadi 1.600 ribu ton.”

“Untuk pangan naik 4,2 persen menjadi 795 ribu ton, biodiesel naik 9,6 persen menjadi 631 ribu ton sedangkan oleokimia turun 2,2 persen menjadi 174 ribu ton.”

“Kenaikan konsumsi dalam negeri disebabkan adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” pungkas Mukti. (*)