2.496 Hektare Sabuk Hijau Bendungan Tukul Ditanami Pohon Buah

Libatkan Masyarakat

Area greenbelt Bendungan Tukul sendiri memiliki luas 2.496 hektare telah ditanami sebanyak 655 pohon seperti durian musang king 50 pohon, mangga 300 pohon, jeruk baby Pacitan 305 pohon.

Sunarto, salah seorang anggota Kelompok Tani Tukul, menyampaikan terima kasihnya telah dilibatkan dalam pengelolaan tanaman di Bendungan Tukul.

“Selama ini Pacitan terkenal memiliki durian sebagai komoditas unggulan dengan pembudidayaan yang jauh lebih singkat.”

“Kami berharap ke depan hasil pengelolaan tanaman ini bisa dimanfaatkan masyakat sekitar,” katanya.

Selain Bendungan Tukul, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga telah melaksanakan penanaman di lima bendungan lainnya yaitu Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar sebanyak 1852 pohon, Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro, sebanyak 1000 pohon, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo sebanyak 1000 pohon, Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar sebanyak 300 pohon, dan Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri sebanyak 5317 pohon.

Bendungan Tukul memiliki kapasitas tampung 8,68 juta meter kubik bermanfaat untuk mengairi irigasi seluas 600 hektar dan mereduksi banjir sebesar 42,22 m3/detik, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2×132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata.

Bendungan Tukul mulai dibangun sejak tahun 2013 hingga 2021 dengan anggaran APBN sebesar Rp904,4 miliar.

Sebagai kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya (Persero) dan konsultan supervisi kerja sama operasional (KSO) dari PT Mettana, PT Anugrah, Kridapradana, dan PT Bina Karya (Persero). (*)