Gatot dan Ayu “Nyebrang” ke BRGM

Urat Nadi

Dalam sambutannya, Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan bahwa pelantikan ini mendesak dilakukan sebab ketujuh posisi di KLHK dan BRGM tersebut merupakan motor-motor dari urat nadi, serta core (inti) persoalan-persoalan lingkungan dan kehutanan yang ada sekarang.

“Di planologi misalnya, maka sangat penting persoalan-persoalan terkait dengan pengukuhan hutan, tata batas, reforma agraria, kepastian hukum hutan, dan penyelesaian konflik. Itu semua kuncinya ada di sana (PKTL).”

“Begitupun Dirjen PPI, dalam menahan kerusakan bumi, apapun instrumennya dan ukurannya.”

“Sedangkan di BRGM, gambut dan mangrove itu juga core dan maskotnya Bapak Presiden untuk diselesaikan, dalam konteks rehabilitasi, dan pemulihan lingkungan,” tuturnya.

Menteri Siti mengungkapkan tentu bukan hal yang mudah untuk memenuhi target tersebut.

Diperlukan keterlibatan seluruh jajaran untuk menopang, dan dengan kerja bersama.

Presiden Joko Widodo juga dalam berbagai kesempatan mengatakan dirinya terus mengikuti hal ini dengan baik termasuk segala situasinya di lapangan.

Menteri Siti juga menyampaikan ada hal penting di balik pelaksanaan pelantikan Pejabat Tinggi Madya di KLHK dan BRGM ini, yakni menandakan bahwa persoalan yang dihadapi KLHK dan BRGM melibatkan instrumen kebijakan yang majemuk sehingga diperlukan kerja-kerja yang simultan dan bersinergi antara KLHK serta BRGM.

“Oleh karena itu, sinergi menjadi sangat penting.”

“Pelantikan ini jangan hanya dilihat linier dan simbolik karena independensi BRGM tetap dijaga.”

“Meski begitu, dengan mandat tugasnya (BRGM) yang begitu berat, dan tidak mungkin dikerjakan sendiri.”

“Kita harus bersama-sama di lapangan, tidak cukup sekedar analisis atau asumsi-asumsi, tetapi field check, kerja kerja kerja, dan real check control di lapangan,” katanya.