Fitonutrien Sawit Berpeluang Menjadi Tambang Ekonomi Indonesia

Rapolo Hutabarat, Ketua Umum APOLIN, menjelaskan bahwa kandungan fitonutrien berupa vitamin A dan E di dalam minyak sawit menyimpan potensi besar. Foto: Sawit Indonesia
Rapolo Hutabarat, Ketua Umum APOLIN, menjelaskan bahwa kandungan fitonutrien berupa vitamin A dan E di dalam minyak sawit menyimpan potensi besar. Foto: Sawit Indonesia

TROPIS.CO, JAKARTA – Kelapa sawit menyimpan potensi besar untuk digunakan bagi produk pangan, kecantikan serta kesehatan di pasar global.

Sampai 2021, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, produk turunan kelapa sawit telah mencapai 168 jenis produk turunan bernilai tinggi.

“Hilirisasi industri kelapa sawit membutuhkan penguatan inovasi yang berkelanjutan.”

“Kami memandang sub bidang industri fitonutrient dan oleochemical punya dinamika tinggi.”

“Untuk dapat bersaing pada ceruk pasar yang berputar cepat, maka pengembangan produk dan inovasi baru yang adaptif terhadap permintaan pasar menjadi tantangan bagi pelaku industri dan pengembang teknologi dalam negeri,” ujar Abdul Rochim, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam Dialog Webinar bertemakan “Fitonutrient Sawit untuk Gizi Kesehatan dan Personal Care” yang diselenggarakan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) bersama Majalah Sawit Indonesia, Kamis (25/3/2021).

Diskusi ini dapat terselenggara berkat dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Abdul Rochim menjelaskan kondisi pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran terhadap penguatan imunitas tubuh dan higenitas tubuh menjadi prioritas masyarakat Indonesia dan dunia.

“Produk hilir minyak sawit berupa fitonutrient (vitamin A dan E) serta personal care diminati pasar dalam negeri dan ekspor, karena performa tinggi pada harga yang bersaing,” tuturnya.

Dialog ini juga menghadirkan empat pembicara yaitu Dr. Darmono Taniwiryono (Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia), Ahmad Gazali Sofwan Sinaga (Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit), Kusuma Ida Anjani (Ketua Pelaksana Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia), dan Emil Satria (Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin).