Memberi Solusi Pengembangan Food Estate

Tantangan

Dalam pengembangannya, tentu terdapat beberapa tantangan yang dihadapi.

Secara garis besar tantangan tersebut meliputi tata kelola air, ekonomi masyarakat, lingkungan, kelembagaan dan pembiayaan.

“Di masing-masing lokasi pengembangan food estate pasti memiliki karakter dan tantangan yang berbeda-beda.”

“Di Kalimantan Tengah kita revitalisasi lahan eks pengembangan lahan gambut (PLG) yang bukan lahan gambut, tetapi alluvial seluas 165.000 hektare.”

“Itu semua butuh tata kelola air yang sangat detail dan akurat.”

“Di sini kita prioritaskan penanganan drainasenya sehingga lahan tidak tergenang dan bisa ditanami.”

“Sementara di Sumatera Utara dan NTT yang merupakan lahan kering kita fokuskan ke irigasinya menggunakan gun sprinkler.”

“Dibutuhkan pemikiran dan kolaborasi dari berbagai sektor untuk mendapat solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan di lapangan,” ujar Menteri Basuki.

Ia berharap melalui webinar ini dapat menjaring pemikiran dan merumuskan solusi untuk tantangan-tantangan yang akan dihadapi pada pengembangan food estate di berbagai wilayah.

“Pembicara dan peserta dalam webinar yang berasal dari berbagai kalangan diharapkan dapat mencari solusi yang terbaik atas tantangan mewujudkan pengembangan dan pengelolaan food estate yang berkelanjutan, untuk dilaksanakan di lapangan secara cepat dan akurat mengingat target pelaksanaan food estate hanya dua tahun.”

“Semoga rumusan rekomendasi yang dihasilkan dapat membantu pemerintah dalam mensukseskan pengembangan food estate yang berkelanjutan,” pungkasnya. (*)