Setelah Sukses Adakan E-Learning Perhutanan Sosial, KLHK Siap Gelar E-Learning Pengolahan Sampah

Tingkatkan Kapasitas Pelaku Bank Sampah

E-learning merupakan salah satu inovasi KLHK untuk meningkatkan kapasitas para pelaku bank sampah dalam melaksanakan kegiatannya di tengah keterbatasan mobilitas fisik saat ini.

Pelatihan mengkombinasikan metode antara belajar mandiri dengan diskusi melalui video conference.

Tidak hanya belajar dari para tutor, peserta juga saling bertukar pengalaman sehingga pembelajaran berlangsung dua arah.

Nuvrizal belum menyebutkan berapa jumlah pasti peserta pelatihan pengolahan sampah ini.

Tapi untuk sebagai gambaran dia menyebutkan, pada saat ada sekitar 11.000 unit lebih bank sampah dengan jumlah nasabah mendekati 300 ribu orang lebih.

“Peningkatannya sangat drastis dalam kurun lima tahun terakhir,” tutur Novrizal seraya menyebut pada 2014, jumlahnya baru sekitar 1.200 bank sampah.

Eksistensi bank sampah ini diakui Nuvrizal telah memberikan kontribusi nyata dalam mempercepat pengurangan dan penangan sampah rumah tangga.

Bahkan tak sebatas itu, aktivitasnya telah mampu mendorong pergerakan ekonomi, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Sayang di era pandemi Covid-19 ini, pergerakannya terkesan lamban hingga mempengaruhi tingkat pendapatan mereka.

Kondisi ini mengundang kepedulian Menteri Lungkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

“Ibu Menteri minta agar pergerakan ekonomi mereka tidak stagnan dan terus bergairah, maka perlu adanya program stimulus yang mampu mendorong pergerakan ekonomi tersebut, sekaligus memberikan pendapatan bagi pelaku bank sampah,” pungkas Novrizal.

Sekadar info, jumlah peserta E-Learning Perhutanan Sosial mencapai 3000 orang, terdiri dari pendamping dan kelompok tani hutan.

Kegiatannya diselenggarakan dua gelombang yang setiap gelombangnya sebanyak 1500 orang dan masa pelatihan setiap angkatan selama empat hari. (*)