Prof Supiandi Sabiham: Mesti Bijaksana serta Seimbang Dalam Pengelolaan Lahan Gambut

Merujuk Isu yang Berkembang

Karena ke depan, pengelolaan lahan gambut hendaknya merujuk pada isu yang berkembang.

Sebut saja misalnya, dalam hal kompleksitas sifat gambut dan lahan gambut maka pendekatan yang dilakukan, merevitalisasi lahan yang tidak dimanfaatkan lagi melalui upaya pemilihan lahan gambut penggunaan lain ke lahan hutannya sudah rusak.

Adapun dalam menjawabn isu lingkungan, Prof Supiandi Sabiham mengatakan pendekatannya melakukan optimalisasi melalui peningkatan produktivitas persatuan luas lahan.

“Jadi pengembangannya difokuskan pada intensifikasi penggunaan lahan,” ujarnya.

Dia tidak menampik bahwa tantangan terhadap isu lingkungan pada pemanfaatan lahan gambut cukup signifikan.

Kendati demikian, persoalan isu lingkungan ini, hendaknya tidak direspon dengan emosional hingga langsung membuat kebijakan yang membatasi pemanfaat lahan gambut.

Sebab, di balik isu yang dilontarkan dari kelompok asing itu, tentu ada kepentingan lain terutama kepentingan ekonomi dari negara yang merasa tersaingi dengan produk Indonesia di pasar ekspor.

Setidaknya ada tiga isu utama yang dihadapi dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.

Pertama, berkaitan dengan kompleksitas permasalahan pada gambut dan lahan gambut.

Kedua, perubahan dari hutan rawa gambut ke penggunaan lain yang dikenal sebagai deforestasi.

Hanya pertanyaannya, benarkah demikian, perubahan land use dan degradasi gambut tersebut.

Isu ketiga yang selalu menjadi polemik, perubahan beberapa sifat penting pada gambut.

Misalnya, penurunan permukaan air tanah hingga ke dalaman tertentu.

Kemudian, perubahan pada tingkat dekomposisi gambut, penurunan porositas dan peningkatan BD pada lapisan gambut di atas air permukaan dan subsiden, hingga soal emisi karbon dan kebakaran hutan. (*)