Inovasi PLN Kembangkan Lampu UV di Sektor Pertanian

Hasil panen tanaman hidroponiknya meningkat sejak memanfaatkan sinar lampu UV sebagai pengganti cahaya matahari di malam hari. Foto: Kementerian ESDM
Hasil panen tanaman hidroponiknya meningkat sejak memanfaatkan sinar lampu UV sebagai pengganti cahaya matahari di malam hari. Foto: Kementerian ESDM

TROPIS.CO, JAKARTA – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero melakukan inovasi dengan memanfaatkan sinar lampu ultraviolet (UV) untuk meningkatkan produktivitas tanaman hidroponik.

Terobosan teknologi di sektor pertanian ini merupakan hasil kerja sama dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari di Wisata Edukasi Tani Terpadu (WETT) Betet, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Keberadaan lampu UV sudah dirasakan oleh penggerak program hidroponik, Asrori.

Sebagaimana disampaikan melalui keterangan resmi PLN, ia mengakui hasil panen tanaman hidroponiknya meningkat sejak memanfaatkan sinar lampu UV sebagai pengganti cahaya matahari di malam hari.

“Berkat sinar lampu UV, nutrisi yang dibutuhkan tanaman hidroponik terus terjaga serta mendapatkan cukup sinar selama 24 jam penuh sehingga tanaman tumbuh lebih optimal,” ungkap Asrori.

Dengan sistem pengairan yang stabil dan penerangan dengan lampu UV ini, sayur organik dapat dipanen hanya dalam waktu 30 hingga 35 hari, lebih cepat dari waktu normalnya yakni 45 hari.

Dari sisi beratnya pun bisa mencapai 200-250 gram untuk setiap batang tanamannya.

Tentunya lebih berat dari hidroponik biasa yang biasanya hanya mencapai 150 gram per batang tanamannya.

“Namun yang perlu diingat bahwa lampu yang digunakan harus lampu khusus yang biasa disebut Grow LED yang memancarkan spektrum cahaya ultraviolet.”

“Selain itu, jarak antar lampu pun harus menyesuaikan.”

Idealnya satu lampu untuk dua meter persegi dengan tinggi 150 centimeter dari tanaman,” terang Asrori.

Tak hanya itu, lampu UV ini juga mampu meningkatkan kaulitas tanaman mulai dari daun dan akar putih yang lebih cerah.

Indikator ini menandakan tanaman tersebut terklasifikasi sebagai tanaman sehat.

“Dari segi rasa juga tidak perlu khawatir, karena tidak pahit, ini pun sekaligus aman untuk langsung dikonsumsi,” ungkap Asrori.