Sekditjen PDASHL Dyah Murtiningsih Lakukan Dialog Soal PKPM dengan KTH Kretang Jaya, Lombok Tengah

Pemulihan Ekonomi

Demikian halnya dengan pemulihan ekonomi, melalui PKPM, pendapatan masyarakat Pujut yang seakan mati suri dapat kembali bergairah.

Dana pemerintah pusat yang disalurkan kepada masyarakat yang terlibat dalam program PKPM sebagai pembayaran upah kerja secara account to account, diakui Genap, telah menjadi sumber pendapatan utama masyarakat.

Pasalnya, sejak Covid-19, masyarakat dapat dikatakan kehilangan sumber pendapatan.

“Selama Covid-19 ini pekerjaan masyarakat di sini gado-gado, disebut petani tidak ada ditani, pekebun tidak ada yang dikebun, nelayan tapi tak kelaut,” ujar Genap.

Namun dengan program PKPM ini ekonomi masyarakat terasa mulai beriak.

Tidak hanya dari upah kerja yang dibayarkan berdasarkan hari orang kerja (HOK), tapi juga dari pengadaan propagul dan kayu ajir yang langsung dari masyarakat.

Jadi sangat tak keliru bila kemudian, Genap, yang saat itu didampingi sejumlah anggotanya, mengharapkan agar program ini bisa terus dilanjutkan.

Selain karena ekonomi masyarakat memang belum stabil, areal pantai kritis yang harus direhabilitasi juga masih luas.

“Biar berkesinambungan, dan lokasi pantai yang harus dipulihkan masih cukup luas, lebih dari 10 hektare lagi,” katanya.

Kunjungan yang dilakukan Sekditjen PDASRH ini dalam rangka monitoring pelaksanaan program PKPM di NTB. Kretang Jaya merupakan salah satu kelompok yang dilibatkan dalam pelaksanaan program ini.

Balai PDASHL NTB, menurut Djarot, diberikan target merehabilitasi sekitar 400 hektar pantai yang dikategorikan kritis.

Wilayah pengerjaannya mencakup Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Bima, dan Dompu.

“Tidak kurang dari 1800 anggota masyarakat terlibat langsung dalam program PKPM.”

“Sebagian besar diantaranta kaum wanita yang keseharian, selain sebagai ibu rumah tangga, juga buruh tani tegalan.”

“Mereka semua tergabung di dalam 24 kelompok tani hutan atau KTH,” jelas Djarot.

Perkembangan terakhir dari pelaksanaan program ini, realisasi penanamannya telah mendekati 80 persen dan diharapkan hingga batas waktu yang ditargetkan pertengahan Desember sudah bisa 100 persen. (*)