Periode 2015-2019, 3.867 Km Jalan Nasional, 1.500 Km Jalan Tol, dan 58.346 Meter Jembatan Terbangun

Program Master Spesialis

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) ahli jembatan tersebut, Menteri Basuki menyatakan, Kementerian PUPR telah mendirikan Politeknik Pekerjaan Umum di Semarang dan mengembangkan Program Super Spesialis bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponogoro (Undip) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di bidang-bidang keilmuan dan rekayasa yang penting untuk dikuasai dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Program Master Super Spesialis tersebut terdiri dari 11 program studi (prodi) yakni Prodi Rekayasa Jembatan Khusus (Struktur Bangunan Atas dan Bangunan Bawah), Rekayasa dan Pengendalian Morfologi Sungai dan Hidrologi dan Drainase pada Sistem Transportasi Jalan di ITB.

Selanjutnya Prodi Teknik Mitigasi Bencana Alam Likuifaksi, Teknik Pengelolaan dan Mitigasi Bencana Rawa, Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan) dan Rekayasa Eksplorasi dan Eksploitasi Air Tanah Dalam di UGM. Prodi Operasi dan Instrumentasi Hidrometeorologi Bendungan dan Retrofitting dan Instrumentasi Keamanan Bendungan di Undip.

Akhirnya, Preservasi Jalan Pada Kondisi Geoteknik Tanah Sulit dan Rekayasa Pengelolaan dan Pengendalian Kehilangan Air Minum di ITS.

“Dengan Program Master Super Spesialis ini, saya sangat berharap kita bisa menghasilkan banyak “Arvila Delitriana” di berbagai bidang infrastruktur PUPR.”

“Beliau adalah sosok alumni ITB yang sangat kita kagumi karena ketekunan, profesionalisme dan karya-karyanya, termasuk dalam perancangan Jembatan Lengkung LRT Kuningan,” kata Menteri Basuki.

Baca juga: Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi untuk Pengembangan Food Estate di Kalteng Dimulai Oktober 2020

Menteri Basuki menyampaikan dalam setiap pembangunan infrastruktur mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah, konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan harus senantiasa memperhatikan dan memenuhi aspek-aspek secara sosial diterima oleh masyarakat (socially acceptable), secara ekonomi menguntungkan (economically viable), dan ramah lingkungan (environmentally sound).

Hal tersebut sebagai dukungan pengelolaan sumber daya alam yang baik.

“Sebagai contoh ke depannya pembangunan jalan tol diupayakan tidak lagi akan ada yang membelah bukit, namun dengan membuat terowongan (tunnel) seperti rencana Jalan Tol Pekanbaru-Padang untuk menembus Bukit Barisan, kita akan perhatikan betul aspek ramah lingkungan,” ujarnya.

Untuk mendukung pengembangan inovasi dan teknologi, Menteri Basuki menekankan pentingnya penggunaan hasil inovasi produk dalam negeri.

“Contohnya saya paksa pembelian Excavator dari Pindad, setiap tahun Kementerian PUPR beli.”

“Sekarang produknya mulai berinovasi, sudah ada excavator kecil dan excavator amphibi,” pungkasnya. (*)