KLHK Kampanyekan Budaya Konservasi dan Forest Healing

Memfilter Racun

Mangrove juga diungkapkan Wamen Alue Dohong dapat mencegah intrusi air laut ke darat, memfilter racun-racun dari limbah/B3 dan mengandung enviromental service atau jasa lingkungan berupa keindahan alam dan kesegaran, juga potensial sebagai ekowisata.

TWA Angke Kapuk ini disebutnya juga merupakan contoh keberhasilan rehabilitasi mangrove dari sejarahnya dahulu adalah bekas areal tambak.

Sementara itu Dirjen KSDAE, Wiratno menyampaikan bahwa Aksi bersih sampah ini merupakan rangkaian kegiatan Road to HKAN 2020 yang dilaksanakan tepat di tanggal 10 Agustus yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2009 sebagai Hari Konservasi Alam Nasional.

Pelaksanaan HKAN 2020 disebutnya menjadi momentum perayaan nasional yang sangat bersejarah karenakan dilaksanakan di tengah mewabahnya coronavirus disease 2019 atau Covid-19 yang menjadi global pandemi seluruh negara di dunia.

Baca juga: Pencemaran Sampah di DAS Citarum Mencapai 1.300 Ton Per Hari

“Pandemi Covid-19 tidak hanya mengakibatkan krisis di bidang kesehatan tetapi juga berdampak pada seluruh aspek terutama dibidang ekonomi termasuk sektor pariwisata alam,” sebutnya.

Oleh karena itu, dia menyatakan jika upaya reaktivasi kawasan konservasi menjadi salah satu bentuk pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19, namun dengan pengaturan ketat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

“Reaktivasi diharapkan dapat mendukung kegiatan pariwisata alam dengan mengusung konsep forest for healing yang berakar kuat dari sikap hidup dan budaya living with nature yang tidak mengedepankan jumlah kunjungan, namun justru quality tourism,” pungkas Wiratno. (*)