Pasca Covid-19, Ekspor Hasil Hutan Ke Tiongkok Menguat

Indonesia telah menjadi pelopor dalam penerapan SVLK, dan dari tahun ke tahun ekspor kayu olahan berbasis SVLK menunjukkan tren yang terus meningkat ke Tiongkok. Foto: Badan Karantina Pertanian
Indonesia telah menjadi pelopor dalam penerapan SVLK, dan dari tahun ke tahun ekspor kayu olahan berbasis SVLK menunjukkan tren yang terus meningkat ke Tiongkok. Foto: Badan Karantina Pertanian

TROPIS.CO, JAKARTA – Dalam lima tahun terakhir Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terbesar produk hasil hutan Indonesia, disusul Jepang Amerika Serikat, Uni Eropa dan Korea Selatan.

Pada tahun 2019, ekspor hasil hutan Indonesia ke negeri Tiongkok telah mencapai devisa tidak kurang dari US$2,8 miliar.

“Kita patut bersyukur, karena walaupun diterjang pandemi Covid-19, nilai ekspor kita ke Tiongkok masih dapat dipertahankan, bahkan meningkat sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Indroyono Soesilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) sekaligus Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI), di Jakarta usai berdialog dengan Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia Djauhari Oratmangun belum lama ini.

FKMPI mengapresiasi langkah-langkah pemerintah dalam menerbitkan serangkaian relaksasi kebijakan untuk meringankan beban dunia usaha dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Kebijakan relaksasi ini menjadi bekal untuk memulihkan kondisi perekonomian pasca Covid-19 di sektor usaha kehutanan, khususnya untuk menjaga serapan tenaga kerja dari hulu ke hilir yang saat ini mencapai sekitar 625.000 orang pekerja tidak terjadi PHK,” tutur Indroyono.

Baca juga: Sekjen KLHK Bambang Hendroyono: Saat Ini Perkebunan Sudah Jarang Terbakar

Menurutnya, FKMPI akan terus melakukan upaya dialog secara intens terkait strategi peningkatan ekspor bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta KBRI di negara-negara tujuan utama ekspor kayu olahan Indonesia.

Pandemi Covid-19 ini telah memberikan tekanan yang berat terhadap kinerja sektor usaha kehutanan, karena negara-negara utama tujuan ekspor kayu olahan Indonesia seperti Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Korea terdampak parah karena pandemi tersebut.

Tiongkok sendiri merupakan negara pertama yang terpapar virus Covid-19 ini sejak bulan Januari 2020.