Era New Normal, Sawit Makin Berkilau

Direktur Eksekutif PASPI Tungkot Sipayung menyatakan, industri kelapa sawit menyelamatkan ekonomi Indonesia. Foto: Istimewa
Direktur Eksekutif PASPI Tungkot Sipayung menyatakan, industri kelapa sawit menyelamatkan ekonomi Indonesia. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Masyarakat internasional telah memilih hidup berdampingan dengan Covid-19 kedepan dengan cara hidup baru yang disebut sebagai New Normal, suatu gaya hidup baru dengan menjadikan protokol pencegahan penularan Covid-19 yakni pakai masker, sanitasi/cuci tangan, jaga jarak dan jaga imunitas tubuh, sebagai kebiasaan baru sehari hari.

Untuk mencegah infeksi Covid-19, masyarakat dunia harus lebih bersih, makin sering mandi, cuci pakaian, cuci tangan, sanitasi peralatan makan, perabot, dan rumah.

Cleaning service dan dinas kebersihan akan secara teratur menyemprot desinfektan.

Menjaga imunitas tubuh menjadi hal yang penting dalam memilih dan mengonsumsi makanan ke depan sehingga bahan makanan dan suplemen yang dapat membangun imunitas tubuh akan makin dibutuhkan.

Gaya hidup New Normal yang demikian membuat sawit makin berkilau.

Pertama, industri sawit menghasilkan produk produk biosurfaktan seperti sabun mandi, sabun cuci, deterjen, shampo, hand wash, hand sanitizer dan sejenisnya,

Kedua, perkebunan kelapa sawit adalah penghasil vitamin A (beta carotein) dan Vitamin E (tokoferol) terbesar diantara tanaman apa pun di dunia.

Dari produksi minyak sawit Indonesia sekitar 50 juta ton per tahun dapat dihasilkan sekitar 25 ribu ton vitamin A dan 30 ribu ton vitamin E.

Ketiga, dari industri sawit juga dapat dihasilkan produk produk biodesinfectan/biopestisida untuk kebutuhan sanitasi rumah, mobil, kantor dan lingkungan.

Selain ramah lingkungan juga penyediaanya berkelanjutan.

Keempat, minyak sawit sebagai bahan pangan ternyata bukan bahan pangan berminyak biasa.

Di dalamnya ada asam lemak yang sangat penting yakni asam lemak palmitat untuk memelihara fungsi paru paru.

Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling besar mengandung asam palmitat sehingga diperkirakan pada era new normal akan terjadi peningkatan konsumsi mijyak sawit.

Memasuki era New Normal masyarakat dunia, bayangkan ada 6 miliar orang penduduk dunia yang setiap hari akan membeli lebih banyak sabun, hand wash dan deterjen.

Mengonsumsi vitamin A dan E lebih teratur intuk menjaga imunitas dan fungsi paru paru. Menggunakan hand sanitizer, biodesinfectan/ biopestisida setiap saat di seluruh dunia.

Tren ke arah tersebut sudah mulai tampak selama masa pandemi Covid-19 saat ini.

Volume ekspor oleokimia (biosurfaktan) Indonesia ke China, Uni Eropa, India, Amerika Serikat selama Januari hingga Maret 2020 meningkat 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekspor biosurfaktan tersebut merupakan satu satunya kelompok produk sawit yang meningkat selama pandemi Covid-19 ini.

Nah, sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia setelah berhasil menjadi raja minyak sawit dunia selama ini, ke depan berpeluang besar menjadi raja biosurfaktan, raja biodesinfectan dan raja vitamin A dan E dunia.

Riset, inovasi, edukasi, promosi serta investasi industri sawit perlu diarahkan ke sana.

Dr. Tungkot Sipayung
Pengamat Ekonomi Agribisnis dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribisiness Strategic Policy Institute ( PASPI)