Belajar Merdeka Ala Peserta

Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat

TROPIS.CO, JAKARTA –  Berdasarkan pengalaman di dalam memantau serta memfasilitasi proses pembelajaran Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Izin jarak jauh secara elektronik  atau E-learning dari Gelombang I sampai hari ketiga Gelombang III sebanyak enam angkatan.  Ada banyak cerita pembelajaran yang luar biasa, dengan peserta yang sangat beragam. Baik pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya serta lokasi belajarnya.

Pendidikan daring memang sebuah pendekatan pendidikan alternatif tanpa harus dibatasi oleh ruang belajar, meja belajar maupun tumpukan buku ajar yang harus dibaca. Pembelajaran biasa yang sebagian besar hanya satu arah, dimana pengajar adalah pemegang otoritas pengetahuan menjadi pembelajaran multi arah.

Pengajar dan yang diajar merupakan para pemilik pengetahuan yang bisa saling berbagi. Karena para peserta merupakan orang-orang yang sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan, dan pengajar adalah orang yang menjadi “pemicu” bagaimana pengetahuan tersebut bisa menjadi lebih dalam, bisa diimplementasikan di lapangan dan terinternalisasi oleh kelompok dan bisa terus berkelanjutan.

Prasyarat Pembelajaran Daring untuk Orang Dewasa

Proses pembelajaran dan cara peserta berpastisipasi didalam proses pembelajaran  sangat beraneka, yang terpenting bagaimana materi ajar dan pengalaman peserta bisa menyatu dan menjadi pengetahuan bersama yang bisa diimplementasikan didalam pengelolaan Perhutanan Sosial.

Oleh karena itu dibutuhkan prasyarat dasar, yaitu:

  1. a) Suasana pembelajaran harus dibangun senyaman mungkin sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan peserta, sehingga memungkinkan para pembelajar bisa leluasa bergerak dan berinisiatif dalam belajar. Sehingga sambil belajar, mereka juga bisa mengasuh anak, memasak, menggembala ternak dan lainnya,
  2. b) Pembelajar terlibat didalam proses penjajagan kebutuhan belajar, termasuk apa yang mereka harapkan dari pelatihan ini dan apa persoalan yang harus dibahas. Didalam proses ini sebelum sesi pembelajaran peserta sehari sebelumnya mengisi form yang menggambarkan apa yang sudah dipahami dan apa yang belum dipahami untuk menjadi bekal bagi narasumber, widya iswara serta tutor didalam menyiapkan juga memberikan materi ajar dan berbagi pengalaman praktis,
  3. c) Proses pembelajaran mutlak harus melibatkan partisipasi aktif para peserta, sehingga materi lebih banyak fokus pada jawaban atas persoalan lapangan serta apa yang ingin diketahui peserta. Oleh karena itu didalam proses pembelajaran yang dilakukan para narasumber dan tutor lebih banyak memberikan waktu untuk berbagi pengalaman serta diskusi. Memang untuk materi-materi yang teknis seperti penandaan batas,
  4. d) Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap hari, baik terkait dengan materi maupun tutor dan narasumber. Dengan proses ini penyelenggara pelatihan akan terus menerus membuat perbaikan metode ajar, bahan ajar maupun cara narasumber dan tutor didalam proses pembelajara. Para tutor dan narasumber juga selalu mengadakan rapat pembelajaran periodik sebagai bagian dari monev pembelajaran yang dipimpin langsung oleh Kepala Balai Diklat,
  5. e) Penilaian akhir proses pembelajaran tidak hanya difokuskan pada kecakapan akademis yang dilakukan harian berupa ujian penguasaan materi, namun lebih dari itu. Keaktifan peserta didalam proses pembelajaran, penyelesaian tugas belajar mandiri maupun keaktifan didalam berkomunikasi dan berbagi pengetahuan didalam WAG tiap angkatan.

Karena WAG ini sangat penting untuk berjalannya proses saling belajar antar peserta juga tutor dan narasumber selain yang sudah disiapkan secara formal didalam LMS E-learning BP2SDM KLHK. Sehingga penilaian akhir untuk kelulusan mengabungkan pengetahuan akademis, pengalaman lapangan, proses berbagi pengetahuan dan tingkat partisipasi peserta didalam proses pembelajaran.

Catatan Kecil Proses Pembelajaran dari Tiga Gelombang (1)

Rakhmat HidayatAnggota
Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial/TP2PS dan POKJA PPS Nasional