Di Tengah Pandemi Covid-19, Gapki Kalsel Optimistis Sawit Bertahan

Industri kelapa sawit di Kalimantan Selatan sampai dengan saat ini masih normal, baik untuk operasional pabrik dan kebun. Foto: TROPIS.CO/Josnghasil kelapa sawit mestinya diberikan secara proporsional dan adil. Foto : Wisesa/tropis.co
Industri kelapa sawit di Kalimantan Selatan sampai dengan saat ini masih normal, baik untuk operasional pabrik dan kebun. Foto: TROPIS.CO/Jos

TROPIS.CO, JAKARTA – Pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan namun juga perekonomian masyarakat seluruh Indonesia, tapi kondisi ini sepertinya tidak mempengaruhi kinerja industri sawit di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Melalui konferensi pers online, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalsel Eddy S. Binthi menyampaikan bahwa industri kelapa sawit di Kalsel sampai dengan saat ini masih normal, baik untuk operasional pabrik dan kebun.

Untuk harga pembelian tandan buah segar (TBS) di tingkat petani juga masih berada diangka Rp1.200 hingga Rp1.300 per kilogram.

“Kami masih beroperasi seperti biasa namun hanya memperketat protokol pencegahan Covid-19” kata Eddy saat konferensi pers online pada Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Amnesti Lahan Mesti Diberikan Pemerintah pada Para Petani Sawit

Ia pun menambahkan bahwa industri sawit masih dibutuhkan dunia.

Pasalnya, di tengah gencarnya boikot media Eropa permintaan crude palm oil (CPO) mengalami peningkatan di pasar Eropa.

Hal ini menurutnya meskipun tidak sebagai sumber energi, Eropa masih menggunakan bahan baku minyak sawit untuk membuat sanitizer.

Totok Dewanto, Dewan Pembina Gapki Kalsel, juga mengatakan hal serupa terkait industri sawit Kalsel.

Selain memperketat protokol kebun, Gapki Kalsel juga turut memberikan bantuan berupa alat perlindungan diri (APD), bahan pangan, serta bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk mengolah cangkang sawit menjadi cairan disinfektan.

Di samping fokus melakukan pencegahan wabah covid-19, Totok pun menyampaikan bahwa Gapki Kalsel juga telah melakukan antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun ini.

“Kami sudah mengadakan kerja sama dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait antisipasi karhutla tahun ini dengan aplikasi hujan buatan”, ujar Totok.

Baca juga: Bambang Hendroyono: Desain Implementasi Berbasis Tapak Mampu Jadi Solusi Permanen Mencegah Karhutla

Melihat tahun lalu areal yang banyak terbakar berada pada lahan masyarakat dan hal itu menjadi kendala bagi perusahaan.

“Untuk tahun ini setiap anggota Gapki sudah diberikan pedoman informasi mengenai persiapan antisipasi Karhutla.”

“Selain itu kerja sama dengan aparat dan pengggalangan Masyarakat Peduli Api terus dilakukan,” pungkasnya. (*)