Madu dan Sirih Hutan untuk Paramedis di RSUD Profesor WZ Johannes Kupang dari BBKSDA

BBKSDA telah memberikan sedikitnta 100 botol madu hutan, 25 botol sirih hutan dan 78 bungkus kacang mete. Foto: KLHK
BBKSDA telah memberikan sedikitnta 100 botol madu hutan, 25 botol sirih hutan dan 78 bungkus kacang mete. Foto: KLHK

TROPIS.CO, KUPANG – Sejumlah paramedis di RSUD Prof Dr WZ Johannes, Kupang, sebagai garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19, mendapat dukungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT).

BBKSDA telah memberikan sedikitnta 100 botol madu hutan, 25 botol sirih hutan dan 78 bungkus kacang mete.

Semua produk herbal ini didapat dari kalangan kelompok petani hutan binaan BBKSDA.

“Petani hutan kita bantu, kita beli semua hasil hutannya, lalu kita bagikan kepada paramedis agar ada tambahan suplemen, hingga kondisi tubuh dan kesehatan mereka tetap terjaga, dalam melaksanakan tugas mulia ini,” kata Timbul Batubara di Kupang, Sabtu (4/4/2020).

Timbul menyadari bahwa jumlah mqdu, kacang mete dan sirih hutan yang diberikan kauh dari pada mencukupi, namun setidaknya dukungan itu dapat menyemangati paramedis.

“Tentunya jumlah ini masih sangat kurang namun doa kami selalu untuk para tenaga medis agar tetap sehat dalam menjalankan tugas, sebab nyawa pun mereka pertaruhkan demi kesehatan masyarakat Indonesia,” tutur Timbul.

Timbul menambahkan, sejak merebaknya wabah Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) pada pertengahan bulan Maret 2020 lalu, BBKSDA NTT telah melakukan upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah kerja BBKSDA NTT dan Provinsi NTT pada umumnya.

Meningkatnya kasus penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia terus menjadi perhatian serius pemerintah, termasuk perhatian penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui beberapa Surat Edaran Menteri dan terakhir adalah Surat Edaran Menteri LHK Nomor SE.4/MENLHK-SETJEN/ ROUM/SET.1/3/2020 tanggal 31 Maret 2020 tentang Kesinambungan Pencegahan Penyebaran Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) di KLHK.

“Memperhatikan arahan Menteri LHK dan Maklumat Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) tanggal 28 Maret 2020, maka BBKSDA NTT melakukan beberapa kegiatan untuk mencegah penyebaran COVID-19,” ucap Timbul.

Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah menetapkan jadwal piket kantor dan menerapkan bekerja dari rumah untuk sebagian besar karyawan.

Penyediaan Hand sanitizer, masker, dan tempat cuci tangan di lingkungan kantor BBKSDA NTT.

Penyemprotan Desinfektan Mandiri di Kantor BBKDA NTT.

Penyemprotan Desinfektan Mandiri di rumah-rumah pegawai BBKSDA NTT.

Kemudian juga membentuk Satgas Tim Waspada Darurat COVID-19 lingkup BBKSDA NTT.

“BBKSDA NTT terus berkoordinasi dengan tim gugus tugas dan call center penanganan COVID-19 lingkup wilayah provinsi, kota madya dan kabupaten di Provinsi NTT, serta kepada Sekretaris Daerah Provinsi NTT selaku ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi NTT,” ujar Timbul.

Terakhir, mencegah menyebarnya Covid-19, BBKSDA NTT telah melakukan penutupan sementara, seluruh kawasan Taman Wisata Alam (TWA) di wilayah kerjanya untuk kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.

Hal tersebut telah tertuang dalam pengumuman Nomor PG.19/K.5/TU/HMS.0/3/2020, tanggal 20 Maret 2020, tentang Penutupan Sementara TWA lingkup wilayah kerja BBKSDA NTT. (*)