Sekelumit Tentang Muhammad “Bob” Hasan

Muhmamad
Muhmamad "Bob " Hasan merupakan sosok yang mengharumkan nama Indonesia dalam bisnis industri perkayuan dan altletik. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, berita duka itu menyebar luas di berbagai media sosial. Pak Muhammad “Bob” Hasan atau Muhammad Hasan tutup usia.

Berita menyebutkan, mantan Ketua Masyarakat Perhutanan Indonesia ini, sejak 3 bulan terakhir menderita kanker. Sehingga mendapat perawatan intensif di RSAD Gatot Soebroto, Jakarta. Namun Selasa, 31 Maret, sekitar pukul 11.00 Wib, Pak Bob menghembuskan nafas terakhir, dalam usia 89 tahun.

Jenazah disemayamkan di rumah pribadinya di kawasan Sanjaya, Kebayoran, Jakarta Selatan dan Rabu hari ini dimakamkan di Ungaran, Jawa Tengah.

Bagi kebanyakan publik sangat mnengenal siapa sosok  Bob Hasan. Terlepas plus minusnya penilaian terhadap konglomerat di era Orde Baru ini. Bob Hasan memang sosok fenomenal yang sangat aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan

Sebagai pengusaha besar yang sangat dekat dengan kekuasaan, Bob Hasan sangat nasionalis ketimbang banyak orang yang mengaku dirinya nasionalis.

Cerminan nasionalis seorang Bob Hasan tersirat di dalam kehidupan kesehariannya.

Banyak yang mencibirnya karena dia sangat dekat dengan Soeharto.

Bahkan, ada yang menyebut, bahwa jalannya pemerintahan di era Soeharto juga ada dalam kendalinya.

Memang sulit dibantah karena kedekatannya dengan Presiden Soeharto kala itu, lebih mengesankan seperti itu.

Terutama dalam berbagai kebijakan ekonomi, walau realitanya tidak semuanya seperti penilaian itu.

Bob Hasan tidak pernah mengintervensi kebijakan yang dibuat Soeharto.

Soeharto lebih memposisikan Bob Hasan adalah sebagai mitra kerja.

Terlebih disaat olahraga Golf di Lapangan Golf Rawamangun, Jakarta Timur.

Bob Hasan adalah patner bermain yang sangat serasi bagi Presiden Soeharto.

Dalam kebijakan ekonomi, apa yang diputuskan Pak Harto, itu murni keputusan Presiden.

Bob Hasan hanya memberikan masukan dalam kebijakan tata niaga kayu lapis.

Inipun tidak ada kepentingan individunya, semuanya diorientasikan untuk kepentingan nasional.

Buktinya, saat Bob Hasan menjadi Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) tata niaga kayu lapis dunia dikuasai Indonesia.

Indonesia telah menjadi eksportir kayu lapis terbesar dunia.

Industri perkayuan tumbuh subur huingga mampu memberikan kesempatan kerja kepada jutaan rakyat Indonesia.

Industri kayu lapis, kayu gergajian, moulding dan produk industri kayu lainnya, menjadi tuan di negeri sendiri.

Artinya, apa yang dimainkan oleh Bob Hasan, jelas untuk kepentingan nasional, kendati banyak pihak yang tidak sependapat dengan arah kebijakan ekonomi nasional yang berbasiskan industri perkayuan ini.

Namun itu hanya sekelompok orang yang tergabung di dalam organisasi tertentu yang bila ditelusuri lebih dalam, eksistensi mereka hanya merupakan “alat” dari pihak asing yang karena kepentingan terganggu, atas kebijakan ditempuh Indonesia.

Sejumlah negara di kawsaan Eropa sengaja menggunakan sejumlah NGOs untuk menuding Indonesia sebagai perusak hutan.

Tapi itu, hanya suatu alasan karena bisnis perkayuan mereka terganggu.

Bagi mereka yang cukup mengenal siapa sebenarnya sosok Bob Hasan, pasti akan mengatakan, Bob Hasan adalah seorang negarawan sejati.

Sosok yang tanpa pamrih dalam mermbangun ekonomi masyarakat dan kualitas sumberdaya manusia.

Pembinaan terhadap industri kecil, kelompok masyarakat yang termarjinalkan, itu bukan omong kosong.

Tak sedikit usaha kecil dan menengah yang berada dalam binaan Apkindo kemudian berhasil dan sukses. Mereka mandiri tak lagi tergantung dengan induk semangnya.

Kontribusi Bob Hasan terhadap pergerakan ekonomi nasional sangatlah besar.

Walau dikesankan Bob Hasan sebagai “Raja kayu” tapi faktanya tidaklah demikian.

Luas kawasan hutan yang dikelola Bob Hasan melalui kelompok usahanya, mungkuin tidak lebih dari 1,2 juta hektare.

Bandingkan dengan Om Liem Sie Liong dengan Salim Groupnya, atau Eka Tjipta Widjasya dengan Sinar Mas Group, Soekamto Tanoto dengan April Group, Prayogo Pangestu dengan Barito Group, masing masing menguasai 2 juta hingga 5 juta hektare lebih kawasan hutan.

Kontribusi sosial Bob Hasan jauh lebih nyata dalam kepentingan nasional.

Sebagain sosok pembina olah raga, hingga akhir hayatnya masih menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Bob Hasan telah menelorkan banyak atlet Indonesia kelas dunia.

Terakhir yang masih lengket di benak rakyat Indonesia, sosok pelari cepat dunia asal Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Lalu Mohammad Zohri, tak lepas dari andil besar Bob Hasan.

Di dalam dunia atletik Bob Hasan memang tidak ada tandingan di Indoensia. Sikap ngemongnya pada setiap atlit dan mau berkorban dengan biaya sendiri, tanpa harus mengharapkan dana pemerintah, membuat Bob Hasan sangat disenangi banyak olahragawan.

Bukan suatu yang berlebihan, disaat Bob Hasan dibully banyak pihak, karena seakan mengguasai pemerintahan, tak sedikit juga yang mengatakan Bob Hasan sosok yang sangat berjasa pada negara.

Dia bukanlah tipe yang mudah dibully, dan bukan pula tipe orang yang pengecut dalam menyelesaikan suatu persoalan.

Termasuk, dia harus mendekam dalam penjara di Nusakambangan selama hampir 4 tahun. Lantaran berbagai tuduhan yang bernuansa politik.

Semua dihadapinya dengan penuh ketaladanan.

Bahkan di dalam penjara, Bob Hasan masih sanggup berbuat dengan membina kalangan narapidana menjadi pengrajin batu hias yang produknya diorientasikan pasaran ekspor.

Mungkin, kini dan ke depan, sulit untuk mendapatkan sosok yang berjiwa seperti Bob Hasan.

Di benaknya hanya mengangkat derajat masyarakat ekonomi kecil dan menengah huingga bisa menjadi pengusaha besar yang bukan karena fasilitas.

Namun lantaran kemandirian yang ditopang dengan kemampuan daya kompetisi tinggi.

Dengan kepergian Bob Hasan menghadap Illahi dipastikan banyak yang merasa kehilangan. Bukan hanya negara yang merasa kehilangan tapi masyarakat olahraga, pengusaha kecil menegah, pasti merasa ditinggalkan “orangtua” sendiri.

Selamat jalan Pak Bob…Insyah Allah semua yang diberikan Pak Bob untuk bangsa dan negara, telah dicatat oleh malaikat, semoga ini menjadi tiket untuk mendapatkan predikat “Husnul Khotimah” . Aamin. (Usmandie A Andeska)