Kementan Siapkan Bantuan Pompanisasi dan Bibit untuk Petani Korban Banjir di Indramayu

Pemerintah telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan bibit gratis. Foto: YouTube
Pemerintah telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan bibit gratis. Foto: YouTube

TROPIS.CO, INDRAMAYU – Lahan sawah di Kabupaten Indramayu seluas 6.092 hektare tergenang banjir dan 32 hektare di antaranya puso dan sebagian sudah surut dan pertanaman aman.

Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemerintah telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan bibit gratis.

“Kita sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Kamis (19/3/2020).

Sarwo Edhy memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif.

Kementan, menurutnya, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.

Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir.

Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.

Baca juga: Pestisida Punya Peran Penting Tingkatkan Produksi Pertanian

“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp6 juta per hektare.”

“Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.

Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkiran cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.

“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam.”

“Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menjelaskan, Kementan sudah meminta Kadistan (Kepala Dinas Pertanian) Indramayu untuk bersurat ke Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk normalisasi sungai Kalensemak, sungai Gempol dan lainnya.

“Selanjutnya tugas kita dari pusat mengkordinasikan ke Kementerian PUPR untuk keperluan normalisasi sungai tersebut,” tutur Sarwo Edhy.

Sementara, POPT Kecamatan Kandanghaur, Orin menuturkan, penyebab banjir ini dikarenakan ada tiga tanggul yang jebol di Kandanghaur dan saluran pembuangan ke sungai atau laut mampet karena terjadi sedimentasi dan tidak lancar.

Baca juga: Minimalkan Penyimpangan Pupuk, Kementan Antisipasi Mulai dari Perizinan

Orin menambahkan, untuk tanggul yang jebol sudah dilakukan pengurugan sementara dengan menggunakan karung berisi tanah.

Pompanisasi untuk mengeluarkan genangan air dari areal sawah belum bisa dilakukan.

Orin mengungkapkan bahwa sawah yang tergenang paling luas di Kecamatan Kandanghaur 2.214 hektare.

“Posisi sungai yang relatif lebih tinggi dari sawah menyulitkan kita untuk dilakukan pompanisasi.”

Bila hujan tidak deras diprediksi tiga hari lagi akan surut dan mudah-mudahan keadaan kembali normal,” harapnya. (*)