Dirjen PDASHL Dukung Percepatan Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang

Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hoedojo Oerip (paling kanan) meninjau lokasi mangrove di Desa Kurau yang dikembangkan BPDASHL bersama Kelompok Tani Hutan Gempa 01. Foto: Istimewa
Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hoedojo Oerip (paling kanan) meninjau lokasi mangrove di Desa Kurau yang dikembangkan BPDASHL bersama Kelompok Tani Hutan Gempa 01. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, PANGKALPINANG – Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hoedojo Oerip memberi dukungan penuh terhadap kegiatan reklamasi dan rehabilitasi lahan eks tambang timah yang dikategorikan kritis dan sangat kritis di kawasan Bangka Belitung.

Dalam kunjungannya ke Bangka Belitung, Selasa (3/3/2020), dia sempat menegaskan, siap untuk mengucurkan anggaran tambahan untuk terlaksanannya percepatan rehabilitasi dan reklamasi.

Hanya pertanyaanya, sejauh mana kesiapan dan kesanggupan daerah dalam melaksanakannya.

Terutama berkaitan dengan tenaga pelaksana lapangan.

“Kalau semua siap, saya pikir kementerian pun tidak akan keberatan untuk menambah target rehabilitasi dan reklamasi eks tambang masyarakat,” jawab Hoedojo Oerip.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Babel, Marwan mengatakan, luas kerusakan hutan dan lahan bekas tambang, di Babel mencapai 200 ribu hektare.

Namun anggaran yang tersedia setiap tahunnya, hanya untuk 500 hektare sehingga target luasan ini perlu ditambah minimal menjadi 1000 hektare setiap tahunnya.

Kata Hoedojo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,Siti Nurbaya, memang mendorong adanya percepatan program Rehabilitasi hutan dan lahan ini.

Karena dengan dukungan penuh Presiden, Kementerian LHK berupaya keras mempercepat rehabilitasi ini, terutama di daerah yang rawan longsor.

Langkah yang ditempuh, melalui pengembangan kebun bibit desa dan kebun bibit rakyat, serta persemaian permanen, hingga bisa menghasilkan bibit sedikitnya 289 juta bibit, yang akan diperuntukkan merehabilitasi areal seluas 200 ribu hektare lebih.

Pada saat ini, kata Hoedojo, sudah dibangun 561 KBD berkapasitas 23,5
8 juta batang.

Lalu kebun bibit rakyat atau KBR, sebanyak 1.500 unit, berkapasitas 50,1 juta batang.

Persemaian permanen ada sebanyak 50,23 juta batang.

Sementara bibit produktif ada sekitar 4,65 juta batang, dan bibit macadamia ada sekitar 650 ribu batang, sehingga persediaan total bibit mencapai sekitar 289 juta batang lebih.

Sebagian besar bibit yang tersedia ini, telah dimanfaatkan untuk merehabilitasi hutan dan lahan seluas 207 ribu hektare selama tahun 2019.

Sedangkan tahun ini, 2020, segera dibangun sedikitnya 1000 unit KBR, 500 unit KBD, persemaian permanen untuk menghasilkan bibit sebanyak 40 juta batang, dan pengadaan bibit produktif sebabyak 2,5 juta batang.

Selain membangun kebun bibit, upaya yang dilakukan PDASHL dalam merehabilitasi hutan dan lahan membangun 3000 unit bangunan konservasi tanah dan air, dan melakukan persemaian moderen di lokasi rencana ibu kota negara dan empat distinasi wisata prioritas.

Dalam kunjungan ke Babel, Hoedojo sempat memberikan arahan kepada semua jajaran LHK serta melihat pembibitan mangrove di Kurau, Bangka Tengah. (*)