Mentan Syahrul: Indonesia Harus Mengelola Pertanian Berbasis Artificial Intelligence

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tekankan pentingnya membangun hubungan baik dengan kementerian dan lembaga lain untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern. Foto : Independensi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tekankan pentingnya membangun hubungan baik dengan kementerian dan lembaga lain untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern. Foto : Independensi

TROPIS.CO, JAKARTA – Pertanian maju, mandiri dan modern adalah pertanian berbasis teknologi dengan kekuatan utama artificial intelligence.

Pendapat itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2020 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (27/1/2020).

“Kalau semua yang hadir di sini pikirannya maju, maka yang diam di tempat otomatis akan tertinggal.”

“Maju adalah bagian dari langkah kita hari ini dan mandiri adalah kekuatan dan modern adalah bagian dari hidup kita ke depan,” ujar Mentan Syahrul.

Baca juga: Editor Mongabay Sebaiknya Dideportasi karena Langgar Izin Tinggal

Pertanian maju selalu didukung dengan sistem mekanisasi yang kuat dan terstruktur dengan baik.

“Ke depan kita tidak boleh lagi melakukan pertanian dengan alat tradisional.”

“Ke depan Indonesia harus mengelola pertanian yang berbasis artificial intelligence, yang dikelola dengan sistem yang terstruktur,” tutur Syahrul.

Menurut Mentan, mengelola pertanian tidak boleh lalai dan abai karena langsung berhadapan dengan 267 juta penduduk Indonesia.

Mengelola pertanian harus memiliki keyakinan dan tujuan pasti untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pasar global.

“Di Indonesia ini semua kabupaten memiliki potensi ekspor karena negara kita adalah negara tropis.”

“Terlebih semua negara di dunia ini selalu membutuhkan sayur dan buah dari kita. Jadi semua daerah memiliki potensi yang sama,” katanya.

Mentan berpandangan, terdapat empat aspek yang perlu diperhatian dalam mengelola pertanian maju, mandiri, dan modern.

Aspek pertama, melakukan upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional.

Aspek kedua adalah, menurunkan biaya pertanian menuju hingga berada di posisi rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi.

“Aspek ketiga adalah pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi.”

Aspek keempat adalah ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya),” kata Syahrul.

Dalam mendukung keempat aspek tersebut, pemerintah melalui Kementan telah membentuk lembaga Komando Startegi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di tiap kecamatan.

Komando ini merupakan komando perang yang sudah dilengkapi dengan agriculture war room (AWR) sebagai ruang monitoring dari semua kegiatan pembangunan pertanian.

“Jadi di setiap daerah akan ketemu saya setiap jumat melalui AWR.”

“Alat ini juga secara tidak langsung mampu memonitoring kegiatan penyuluh setiap hari dan saya pastikan saya akan mengetahui apakah mereka kerja atau tidak,” ujar Mentan.

Baca juga: Kementan Antisipasi Dini Serangan Hama PBP dengan Agen Hayati

Sementara itu Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan bahwa kenaikan nilai ekspor pertanian terus mengalami lonjakan hingga mencapai Rp2,3 miliar.

Namun, lonjakan tersebut musti didukung oleh berbagai pihak, terutama perusahaan kargo.

“Dalam hal ini saya sangat selektif karena harus dimaksimalkan dulu dalam hal import.”

“Tujuan impor ini bukan untuk mengisi kekosongan saja tetapi juga harus dapat merubah pasar dan menjaga neraca perdagangan kita untuk mengoptimalisasi kelembagaan,” kata Agus.

Agus berharap, Kementerian Pertanian dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo terus meningkatkan daya saing produk pertanian untuk meningkatkan kapasitas sumber daya pertanian ke depan.

“Kalau sudah ditingkatkan, kita bisa bersaing dengan negara besar lainya,” pungkasnya.

Selain Kementerian Perdagangan, Rakernas Pembangunan Pertanian ini juga dihadiri Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Kementerian Dalam Negeri serta kementerian dan lembaga negara lainya. (*)