Lulie Melling: Ubah Pemahaman Barat Dalam Penanganan Gambut Lokal

Director of Tropical Peat Research Laboratory Unit (TPRL) Malaysia Lulie Melling (kiri) mengingatkan, Pemerintah Indonesia harus berani melawan hegemoni masyarakat Barat yang terus menerus memojokkan Indonesia terkait dengan pemanfaaaan lahan gambut dan kebakaran. Foto : Istimewa
Director of Tropical Peat Research Laboratory Unit (TPRL) Malaysia Lulie Melling (kiri) mengingatkan, Pemerintah Indonesia harus berani melawan hegemoni masyarakat Barat yang terus menerus memojokkan Indonesia terkait dengan pemanfaaaan lahan gambut dan kebakaran. Foto : Istimewa

TROPIS.CO, BOGOR – Director of Tropical Peat Research Laboratory Unit (TPRL) Malaysia Lulie Melling mengatakan, isu mengenai karhutla dikaitkan dengan keberadaan perkebunan sawit menjadi isu yang menarik di forum global.

Hanya sayangnya, selama ini pemahaman mengenai gambut tropis didominasi pemahaman barat.

Hal ini mengakibatnya kesenjangan pemahaman yang berakibat penyelesaian restorasi gambut serta penanganan karhutla di gambut tidak efektif.

Seharusnya, ungkap Lulie, perlu dibangun pemahaman baru dari para pemangku kepentingan di Indonesia dengan melibatkan peran petani pekebun sawit dengan kearifan lokalnya.

“Cara pencegahan dengan membangun pemahaman bersama di Indonesia lebih efektif dan tidak membutuhkan banyak biaya dibandingkan penanggulangan karhutla di gambut,” tuturnya.

Lulie menyarankan, pemerintah Indonesia perlu terbuka dalam restorasi lahan gambut dan tidak hanya terfokus pada pembasahan gambut (rewetting).

Dia berpendapat rewetting sia-sia jika tidak dilakukan pemadatan (compaction) dan teknik ini punya sisi baik karena mampu mencegah api di dalam gambut.

“Compaction akan menjadikan kapilaritas sempit sehingga air dengan cepat naik ke permukaan dan menjadikan tanah lembab.”

“Hal ini Ini akan memotong salah satu sumber kebakaran di segitiga api sehingga potensi kebakaran di bawah permukaan tanah sangat kecil, “ kata Lulie.

Ia juga mengingatkan, Pemerintah Indonesia harus berani melawan hegemoni masyarakat Barat yang terus menerus memojokkan Indonesia terkait dengan pemanfaaaan lahan gambut dan kebakaran.

Hal ini, kata Lulie karena kebakaran besar tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi terjadi di California, Meksiko, Polandia dan Rusia.

”Indonesia harus berani menunjuk mereka di forum Internasional karena selama ini telah mempermalukan Indonesia.”

“Tunjuk mereka sebagai pengkhianat global yang tidak mampu menjaga lingkungannya,” pungkas Lulie. (*)