Temu Karya Pemenang Lomba dan Penerima Apresiasi Wana Lestari Tahun 2019

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Ruandha Agung Sugardiman memberikan apresiasi dan ucapan selamat dan sukses, serta harapan kepada para pemenang lomba dan penerima apresiasi Wana Lestari Tahun 2019 untuk terus berkarya demi kejayaan dan kemakmuran masyarakat. Foto : KLHK
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Ruandha Agung Sugardiman memberikan apresiasi dan ucapan selamat dan sukses, serta harapan kepada para pemenang lomba dan penerima apresiasi Wana Lestari Tahun 2019 untuk terus berkarya demi kejayaan dan kemakmuran masyarakat. Foto : KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan kepada para Pemenang Lomba dan Penerima Apresiasi Wana Lestari Tingkat Nasional Tahun 2019.

Lomba dan apresiasi Wana Lestari ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan peran aktif peserta dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.

Para pemenang lomba dan penerima apresiasi dihadirkan ke Jakarta melalui kegiatan Temu Karya Pemenang Lomba dan Penerima Apresiasi Wana Lestari Tingkat Nasional Tahun 2019.

Kegiatan Temu Karya ini diselaraskan dengan kegiatan kenegaraan, yaitu rangkaian acara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-74, “SDM Unggul Indonesia Maju”, dimana para peserta akan mengikuti Sidang bersama DPD dan DPR RI pada tanggal 16 Agustus 2019 di Gedung MPR RI dan bagi para teladan terbaik nasional mendapat kesempatan mengikuti Upacara Detik-detik Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 2019 di Istana Negara.

Bertempat di Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta, Kamis (15/7/29), kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KLHK, Helmi Basalamah.

Hadir pada pembukaan ini Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Ruandha Agung Sugardiman, Ketua Umum Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (Ipkindo), Eka Widodo Soegiri, para Pejabat Tinggi Pratama lingkup KLHK yang terkait kategori lomba, serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutan dan arahannya, Kepala Badan atas nama pimpinan dan segenap jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memberikan apresiasi dan ucapan selamat dan sukses, serta harapan kepada para pemenang lomba dan penerima apresiasi Wana Lestari Tahun 2019 untuk terus berkarya demi kejayaan dan kemakmuran masyarakat.

“Pemilihan para penerima penghargaan ini adalah salah satu bentuk apresiasi pimpinan KLHK pada perjuangan para Champions semua dalam mensukseskan kerja KLHK membangun sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ujar Helmi.

Peserta Temu Karya Pemenang Lomba dan Apresiasi Wana Lestari Tahun 2019 yang dihadirkan ke Jakarta sebanyak 45 orang, terdiri dari :
1. Penyuluh Kehutanan PNS sebanyak 6 orang (Terbaik I s.d. Harapan III)
2. Kelompok Tani Hutan (KTH) sebanyak 6 orang (Terbaik I s.d. Harapan III)
3. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) sebanyak 6 orang (Terbaik I s.d. Harapan III)
4. Kader Konservasi Alam (KKA) sebanyak 3 orang (Terbaik I s.d. III)
5. Kelompok Pecinta Alam (KPA) sebanyak 3 orang (Terbaik I s.d. III)
6. Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemansyarakatan (IUPHKm) sebanyak 4 orang (Terbaik I s.d. Harapan I)
7. Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) sebanyak 4 orang (Terbaik I s.d. Harapan I)
8. Polisi Kehutanan (POLHUT) sebanyak 3 orang (Polhut Trengginas, Polhut Tangguh, dan Polhut Inovatif)
9. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebanyak 3 orang
10. Manggala Agni sebanyak 3 orang
11. Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 3 orang
12. Pengelola Hutan Adat sebanyak 1 orang

Pada kesempatan ini para teladan tingkat nasional ini berbagi pengalaman dan menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang melatar belakangi kiprah dan prestasinya dalam mendukung pembangunan kehutanan di tingkat tapak.

Aris Munandar, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dari Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah memperoleh kesempatan pertama untuk menyampaikan secara singkat kiprahnya dalam memberdayakan masyarakat di Desa Criwik dan sekitarnya.

Aris bercerita bagaimana dia mempengaruhi masyarakat Desa Criwik untuk membendung kegiatan penambangan ilegal dengan membangun Hutan Rakyat dengan komoditas Durian Criwik, sehingga menjadi Alas Durian Criwik.

Aktivitas lainnya adalah menjadikan desa tempat tinggalnya menjadi Desa Jamur Tiram yang mampu membendung arus urbanisasi warga desa dan menjadi enterpreneur Jamur Tiram, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan disekitarnya, total pendapatan yang dapat dikumpulkan pertahun dari upaya-upayanya bersama masyarakat tersebut mencapai Rp4,5 miliar per tahun.

Kesempatan kedua, Parno, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Makarti Utama yang berasal dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, bercerita bagaimana dirinya bersama anggota kelompok dan Penyuluh Kehutanan PNS membangun Hutan Rakyat mencoba merubah paradigma pemuda dan ibu-ibu untuk menggali berbagai potensi sumber daya yang ada, sehingga mampu menumbuhkembangkan berbagai kegiatan di bidang kehutanan termasuk usaha produktif, sehingga mampu meningkatkan pendapatan anggota kelompok dan keluarga.

Penyaji ketiga, diisi oleh Triyono seorang Penyuluh Kehutanan PNS yang bertugas di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Beliau menceritakan bagaimana pengalamannya menumbuhkembangkan berbagai usaha produktif pada kelompok binaannya.

Berbekal kreativitas dan inovasinya, Triyono bersama kelompok tani hutan binaanya mampu mengembangkan tanaman pandan di lahan darat dan mengolahnya menjadi berbagai produk kerajinan.

Upaya mengolah tanaman pandan tersebut berhasil mempekerjakan lebih dari 2.000 orang masyarakat desa, dan luasan areal tanaman pandan mencapai 120 hektare.

Selanjutnya dirinya juga membuat terobosan dengan membudidayakan tanaman Gadung dibawah tegakan tanaman Jati dan mengolahnya menjadi usaha produktif Kerupuk Gadung, dan menggerakan para pemuda dalam membudidayakan Madu Klanceng yang dalam waktu 6 bulan berkembang menjadi 2.000 stup.

Selanjutnya, para teladan lainnya secara bergiliran mulai dari Kader Konservasi Alam, Kelompok Pecinta Alam, Pemegang Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakat (IUPHKm), Pengelola Hutan Desa (HPHD) sharing pengalaman berkaitan dengan kiprah, suka dan dukanya dalam mendukung kegiatan pembangunan kehutanan di tingkat tapak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian hutan. (*)