Presiden Jokowi dan PM Mahathir Bahas Diskriminasi Sawit, Perbatasan, Hingga Mobil Asean

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad membahas masalah sawait secara serius. Foto : Liputan 6
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad membahas masalah sawait secara serius. Foto : Liputan 6

TROPIS.CO, PUTRAJAYA – Meskipun hanya berlangsung beberapa jam, pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohammad di Perdana Putra Building lantai 5, Putrajaya, Jumat (9/8/2019) siang, telah membahas beberapa isu penting, beberapa di antaranya sudah mencapai kesepakatan.

Salah satu isu penting yang dibahas oleh kedua pemimpin, menurut Menlu Retno Marsudi, adalah komitmen untuk terus bersatu melawan diskriminasi terhadap sawit.

“Jadi sekali lagi persatuan dalam melawan diskriminasi terhadap sawit kembali dibahas oleh kedua pemimpin dan beliau berdua memiliki komitmen yang tinggi untuk meneruskan perlawanan terhadap diskriminasi sawit,” ujarnya.

Sementara pembahasan mengenai masalah perbatasan, dimana kita masih memiliki sembilan Outstanding Border Problem (OBP) yang belum selesai, tetapi dua di antaranya sudah dapat diselesaikan sehingga menyisakan tujuh OBP.

Sementara itu mengenai batas laut beberapa sudah berhasil ada kemajuan karena batas lautnya panjang kita banyak sekarang fokus di beberapa laut teritorial terutama di Laut Sulawesi dan di Laut Malaka sebelah selatan ada progres yang cukup banyak.

“Presiden dan Tun Mahathir mengatakan bahwa kedua pemimpin mendorong agar negosiasi diintensifkan agar hasilnya segera dapat kita lihat,” terang Menlu.

Selain ketiga isu tersebut, Menlu Retno Marsudi menambahkan, bahwa PM Mahathir Mohammad mendiskusikan kembali mengenai masalah mobil, yakni kerja sama untuk mobil Asean.

“Presiden tadi mengatakan bahwa beliau akan menugaskan Menteri Perindustrian untuk melakukan segera pembicaraan dengan Menteri Perindustrian dari Malaysia untuk memfollow-up apa yang dibahas Presiden dengan PM Tun Mahathir,” pungkas Menlu. (*)