Menlu Retno Tekankan Pentingnya Pembahasan Berimbang Atas Isu Sawit

Menlu Retno Retno L.P. Marsudi (kedua dari kanan) menegaskan pentingnya pembahasan berimbang atas isu kelapa sawit dengan Uni Eropa. Foto : KBRI Den Haag
Menlu Retno Retno L.P. Marsudi (kedua dari kanan) menegaskan pentingnya pembahasan berimbang atas isu kelapa sawit dengan Uni Eropa. Foto : KBRI Den Haag

TROPIS.CO, DEN HAAG – Isu kelapa sawit memiliki arti penting bagi Indonesia, terutama dalam upaya menghapus kemiskinan. Bagi Indonesia, isu kelapa sawit tak sekadar soal keberlanjutan atau sustainability, namun juga menyangkut pencapaian Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Pendapat disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus (Stef) Abraham Blok, di Kementerian Luar Negeri Belanda di Den Haag, Jumat (5/4/2019).

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Menlu Retno juga menyatakan kekecewaan atas diadopsinya Draft Delegated Act yang diskriminatif mengklasifikasikan kelapa sawit sebagai minyak nabati berisiko tinggi Indirect Land Use Change (ILUC) oleh Komisi Uni Eropa.

Oleh sebab itu, dia menegaskan pentingnya pembahasan berimbang atas isu kelapa sawit.

Selain isu kelapa sawit, kedua menteri membahas berbagai isu dalam kerangka hubungan bilateral kedua negara.

Menlu Retno menyampaikan berbagai kemajuan HAM di Indonesia.

Kedua menteri juga membahas beberapa isu dalam kerangka multilateral, diantaranya agenda Presidensi Indonesia pada Dewan Keamanan PBB bulan Mei 2019.

Dalam hal ini Menlu Retno menyampaikan undangan kepada Menlu Blok untuk hadir pada salah satu debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York dalam masa Presidensi Indonesia. (aby)