Menteri Susi : Pengelolaan Berkelanjutan Jamin Sukses Bisnis Perikanan

Sustainable aquaculture (budi daya perairan berkelanjutan) itu sangat penting baik secara finansial maupun lingkungan. Foto : The Jakarta Post
Sustainable aquaculture (budi daya perairan berkelanjutan) itu sangat penting baik secara finansial maupun lingkungan. Foto : The Jakarta Post

TROPIS.CO, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan, penerapan pengelolaan budidaya berkelanjutan di sektor kelautan bakal menjamin kesuksesan bisnis perikanan nasional ke depannya.

“Sustainable aquaculture (budi daya perairan berkelanjutan) itu sangat penting baik secara finansial maupun lingkungan,” tutur Menteri Susi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Ia mencontohkan, salah satu hal yang bisa diterapkan adalah penggunaan lahan tambak seharusnya sudah harus mengalokasikan sebagian area untuk bakau.

Selain mencegah abrasi pantai, bakau juga merupakan benteng lingkungan alamiah yang memfilter kualitas air dalam tambak.

“Jadi sangat penting. Di samping itu, sustainable aquaculture itu harus mengingat banyak hal antara lain ketahanan lingkungan dan kapasitas daya dukung lingkungan,” ucap Menteri Susi.

Dia menyatakan, pentingnya untuk membuat improvisasi di pabrik pakan, seperti pakan mandiri yang dinilai telah meningkatkan indeks nilai tukar pembudidaya ikan.

Terkait peningkatan daya saing, Menteri Susi juga mengingatkan pentingnya memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyatakan bahwa perkembangan budi daya perikanan melesat selama lima tahun terakhir.

“Sebagai informasi, terkait pengembangan potensi perikanan budi daya, data KKP menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2013-2017) produksi perikanan budi daya nasional tumbuh rata-rata per tahun sebesar 6,69 persen,” ujar Slamet Soebjakto.

Ia juga memaparkan, pada tahun 2017, volume produksi aquakultur tercatat sebesar 17.217.701 ton atau naik sebesar 7,59 persen dibanding tahun 2016.

Pemanfaatan lahan budi daya dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga tumbuh rata-rata per tahun sebesar 1,94 persen.

Sedangkan pada tahun 2016 total lahan yang telah dimanfaatkan mencapai 1.198.855 hektare.

“Kita perlu bicara berdasarkan data dan data yang ada menunjukkan perikanan budi daya terus berkembang dengan memanfaatkan potensi yang ada,” pungkasnya. (*)