Menteri Susi : Pengusaha Udang Mesti Cari Pasar Nontradisional

Udang Windu asal Indonesia masih punya pasar yang luas untuk diekspor ke mancanegara. Foto : KKP
Udang Windu asal Indonesia masih punya pasar yang luas untuk diekspor ke mancanegara. Foto : KKP

TROPIS.CO, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyadari bahwa ekspor udang ke luar negeri itu tidaklah mudah, salah satu pesaing kuat Indonesia adalah India.

Menteri Susi mengatakan, India telah melakukan konsinyasi dengan importir Amerika.

Produksi India itu tinggi sekali, sekarang, mereka kirim-kirim dan barang dan masuk ke pelabuhan.

Menurutnya, pengusaha Indonesia mencoba pasar nontradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan domestik juga mulai digali, kata Susi dalam acara seminar Innovative Aquaculture di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Selain itu, pengusaha udang ini mulai berinovasi dengan membuat jenis-jenis baru.

“Kita kembali ke monodon (udang windu), udang asli negeri kita yang saat ini kurang dikenal di dunia.”

“Karena semua hanya udang vaname. Ingat, kalau semua vaname, ketika outbreak datang, very dangerous,” tutur Menteri Susi.

Beruntung, kalau pun outbreak datang, Indonesia diuntungkan dengan negera kepulauan.

Bila terjadi outbreak di Jawa, mungkin tidak terjadi di Kalimantan.

Tidak seperti di Ekuador dan Thailand yang mengalami outbreak yang fatal.

Menteri Susi juga mengajak pengusaha udang melihat kesuksesan dari udang asal Ekuador yang banyak dijual di supermarket kelas atas di Eropa.

“Rasanya manis. Udang ini juga diklaim zero antibiotic, chemical, and any addictive.”

“Produk ini sesuai dengan lifestyle zaman sekarang yang organic dan no chemical treatment and addictive,” ujarnya seraya mengajak pengusaha memerhatikan gaya hidup sehat.

Dia mengatakan, berarti ada customer dengan pasar berbeda.

“Di sini kita bisa melakukan improvement new product yang lebih ramah lingkungan,” ucapnya.

Dalam hal ini, menurut Menteri Susi, KKP ingin membawa visi presiden membawa laut menjadi masa depan dunia dan Indonesia menjadi poros maritim dunia. (*)