GAPKI Proyeksikan Ekspor CPO Naik Tujuh Persen

Ekspor CPO dan produk turunannya pada Januari-September 2018 telah tumbuh empat persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Jos/tropis.co
Ekspor CPO dan produk turunannya pada Januari-September 2018 telah tumbuh empat persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Jos/tropis.co

TROPIS.CO, NUSA DUA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memproyeksikan volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) naik lebih dari tujuh persen sampai akhir 2018 di tengah pelambatan ekonomi dunia dan penurunan harga.

Proyeksi itu dikemukan Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono pada 14 Th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 & 2019 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/11/2018).

“Ekspor CPO dan produk turunannya pada Januari-September 2018 telah tumbuh empat persen dibanding periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Ia memperkirakan dalam tiga bulan ke depan sejak September ekspor CPO dan turunannya ajan tumbuh lebih dari tujuh persen.

Optimisme pertumbuhan ekspor itu, bukan tanpa alasan.

Joko mengatakan, seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina telah berimbas pada penurunan impor minyak kedelai Cina dari Amerika Serikat.

Ia menyebut Cina menurunkan impor kedelai dari Amerika Serikat sekitar satu juta ton per bulan dan hal itu membuat harga kedelai turun yang mengerek penurunan harga minyak nabati lainnya.

“Namun di sisi lain situasi itu menjadi peluang bagi CPO untuk mengisi kekurangan minyak nabati di pasar Cina,” kata Joko.

Tahun lalu ekspor CPO Indonesia mencapai 31 juta ton atau senilai US$22 miliar.

Berdasarkan data GAPKI ekspor CPO dan turunannya pada Januari-Agustus 2018 telah mencapai 19,9 juta ton atau senilai US$13,7 miliar.

“Pertumbuhan ekspor tahun ini didorong oleh peningkatan volume ekspor, bukan nilai, karena harga CPO tahun ini turun,” ujar Joko.

Ia berharap dengan kenaikan volume ekspor CPO dan turunannya itu, akan membantu pemerintah menekan defisit neraca perdagangan dan memperkuat nilai tukar rupiah.

Selain itu ia juga mengungkapkan kontribusi CPO menekan impor minyak mentah, seiring dengan mandatori penggunaan biodiesel 20 atau B20.

Lebih jauh dia menyatakan bahwa industri minyak sawit telah berkontribusi pada 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang digagas PBB dengan tiga penekanan pada sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. (*)