Industri Sawit Strategis Berkat Kontribusi Devisa yang Besar

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan nilai ekspor minyak sawit memberikan kontribusi terbesaer dari produk non migas. Foto : Jos/tropis.co
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan nilai ekspor minyak sawit memberikan kontribusi terbesaer dari produk non migas. Foto : Jos/tropis.co

TROPIS.CO, NUSA DUA – Industri kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi Indonesia. Pasalnya, ekspor sawit memiliki porsi 2,46% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia sehingga menempatkannya sebagai penghasil devisa terbesar bagi negara dari produk non migas.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memberikan sambutan dalam Konferensi Minyak Sawit Internasional atau Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 & 2019 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/11/2018).

“Dalam tiga tahun terakhir, nilai ekspor minyak sawit memberikan kontribusi terbesar dari produk non migas,” tutur Menko Darmin.

Dia memaparkan bahwa ekspor minyak sawit pada 2017 bertumbuh 25,73% dari 2016, yang nilainya Rp307 triliun.

Menurut Menko Darmin, ada tiga negara besar tujuan ekspor minyak sawit Indonesia, yaknui Cina senilai Rp69,52 triliun, Uni Eropa sebesar Rp51,57 triliun, serta India dengan total Rp37,12 triliun.

Tak lupa Menko Darmin mengemukakan tantangan berat yang dihadapi indsutri sawit di Tanah Air, yakni penurunan harga crude palm oil (CPO) yang pada awal tahun ini menyentuh US$636 per ton, lantas terjun bebas hingga US$485 per ton.

“Oleh sebab itu, pemerintah berkomitmen terus mendukung agar industri sawit Indonesia berkembang pesat dan berkelanjutan,” pungkas Menko Darmin. (*)