Pertanian Kalsel Jadi Solusi Paceklik Pangan Nasional

Mentan Andi Amran Sulaiman menargetkan, tahun depan akan kembali membuka lahan rawa seribu hektare, sehingga potensi tersebut, akan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional. Foto : Akuratnews.com
Mentan Andi Amran Sulaiman menargetkan, tahun depan akan kembali membuka lahan rawa seribu hektare, sehingga potensi tersebut, akan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional. Foto : Akuratnews.com

TROPIS.CO, BARITO KUALA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pembukaan pertanian lahan rawa dan lebak di Kalimantan Selatan menjadi solusi bagi paceklik atau kekurangan pangan nasional yang terjadi pada akhir tahun.

Hal itu disampaikan Mentan Amran usai meninjau lokasi pelaksanaan Peringatah Hari Pangan Sedunia ke-38 di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa (16/10/2018).

Menurutnya, pada bulan November, Desember hingga Januari, biasanya musim panen di Pulau Jawa berakhir dan pada masa itu, persediaan pangan nasional berkurang.

“Pada November hingga Januari, biasanya terjadi musim panas di Jawa dan beberapa daerah pertanian lainnya, sehingga sering terjadi musim paceklik pada masa itu,” tutur Mentan.

Tetapi di Kalimantan Selatan dan empat daerah yang memiliki potensi rawa lainnya, pada masa itu, justru menjadi puncak misim panen.

Potensi tersebut menjadi solusi yang luar biasa bila bisa dikembangkan secara berkala dan dalam jumlah yang signifikan.

“Karena itu, kenapa Kementerian Pertanian terus ngotot agar dibuka lahan baru di daerah rawa, karena bisa menjadi solusi permanen untuk mengatasi musim paceklik.”

“Melihat keberhasilan pertanian di Desa Jejangkit ini, membuktikan bahwa solusi yang telah diupayakan dan dikerjakan, ternyata mampu meningkatkan produksi pangan baik padi maupun hortikultura,” tutur Mentan.

Mentan Amran menilai, banyak pertanyaan, apa berbedaan pembukaan lahan satu juta hektare di Kalimantan Tengah dengan pembukaan lahan rawa di Desa Jejangkit yang dilaksanakan saat ini.

Perbedaannya adalah, bila lahan satu juta hektare, teori dulu, baru diaplikasikan dengan praktek, sehingga banyak terjadi kegagalan.

Kalau yang di Jejangkit dipraktekan dan dilaksanakan dulu, setelah berhasil baru ditulis teorinya.

Amran mengaku puas dengan hasil kerja seluruh pihak, baik itu gubernur, bupati dan lainnya, dalam menyukseskan program pembukaan lahan rawa di lokasi HPS tersebut.

Dia menargetkan, tahun depan akan kembali membuka lahan rawa seribu hektare, sehingga potensi tersebut, akan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.

“Kami siap mendukung, terbukti dengan adanya 60 eksavator yang ada di lokasi kegiatan, mampu mempercepat pembukaan lahan dengan baik,” ucap Mentan optimistis.

Dia mengatakan bahwa progam peningkatan produksi lahan rawa tersebut disebut dengan program Selatan-Selatan, yaitu peningkatan produksi pangan di Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan.

Bila seluruh program tersebut bisa dijalankan dengan baik maka Indonesia tidak akan pernah lagi mengalami musim paceklik.

“Saya senang melihat ada solusi baru untuk pangan Indonesia, dimana solusi tersebut bisa menghasilkan, seperti yang kita lihat bersama saat ini,” pungkas Mentan Amran.

Kini Gubernur Kalsel dan seluruh jajarannya, sedang bekerja keras menyelesaikan program pengembangan kawasan pertanian terpadu di Desa Jejangkit, dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia ke-38, yang rencananya bakal dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Acara tersebut, juga akan diikuti oleh undangan dari duta besar berbagai negara sahabat serta para diplomat, menteri, gubernur, bupati, serta wali kota seluruh Indonesia. (*)