Indonesia Raih Investasi Infrastruktur Rp202,5 Triliun dari IMF-World Bank Meeting

Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) senang karena BUMN mampu menggaet investor di acara IMF-World Bank 2018. Foto : Beritagar
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) senang karena BUMN mampu menggaet investor di acara IMF-World Bank 2018. Foto : Beritagar

TROPIS.CO, NUSA DUA – Indonesia melalui 14 BUMN mengantongi investasi hingga US$13,5 miliar atau setara Rp202,5 triliun (kurs Rp15.000,00/dolar AS) untuk pengembangan proyek infrastruktur dari kesepakatan di rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018).

Menteri BUMN Rini Soemarno, di Forum Infrastruktur Indonesia di Nusa Dua, mengatakan bahwa 80 persen dari total nilai investasi merupakan kerja sama berbentuk kemitraan strategis antara BUMN dan investor, sedangkan sisanya adalah investasi melalui pasar modal dan pembiayaan proyek.

“Sebanyak 14 BUMN dapat sekitar 19 transaksi dengan nilai kesepakatan mencapai US$13,5 miliar,” ujarnya.

Rini mengatakan, kesepakatan pembiayaan ini menjadi solusi untuk menambah alternatif sumber pendanaan di tengah kebutuhan membangun banyak proyek infrastrukur.

Dengan mayoritas skema investasi berbentuk kemitraan strategis, Rini mengharapkan BUMN domestik mendapatkan keahlian dari sektor swasta untuk pembangunan infrastruktur dengan kualitas internasional.

Selain kesepakatan investasi, Indonesia juga menandatangani kerja sama lindung nilai (hedging) kurs mata uang berbasis syariah.

“Lindung nilai syariah ini pertama kalinya diterapkan di Indonesia,” kata Rini.

Inisiatif lain yang dilakukan untk pembiayaan infrastruktur adalah penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA).

Kontrak investasi ini diterbitkan Bank Mandiri bersama anak perusahaannya yaitu Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi dan berkerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Persero Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan KIK-DINFRA akan diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp1,5 triliun.

Adapun rincian kerja sama investasi dan pembiayaan yang ditandatangani 15 BUMN melalui 19 transaksi adalah kemitraan strategis senilai US$400 juta adalah sebagai berikut:

1. Kerja sama PT GMF AeroAsia Tbk dan Airfrance Industries serta KLM Enginering & Maintenance.

2. Kemitraan senilai US$500 juta antara GMF AeroAsia dan China Communications Contruction Indonesia.

3. Peluncuran penawaran kerjasama strategis Bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II Persero kepada investor, senilai hingga US$500 juta.

4. Kemitraan Strategis senilai US$100 juta antara PT Pindad Persero dan Waterbury Farrel.

5. Kemitraan Strategis senilai US$320 juta antara PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty. Ltd.

6. Kemitraan Strategis senilai US$850 juta antara PT Inalum Persero, Antam dan Aluminium Corporation of China Limited.

7. Kerja sama senilai US$500 juta dolar AS antara PT KAI Persero, PT INKA Persero dan Progress Rail (Caterpillar Group).

8. Kerjasama senilai US$185 juta antara PT Boma Bisma Indra Persero dan Doosan Infracore serta Equitek.

9. KIK-Dinfra senilai US$112 juta oleh PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta pernyataan efektif OJK.

10. RDPT PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz, dan Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) senilai US$224 juta.

11. Kerjasama investasi senilai US$6,5 miliar antara PT Pertamina Persero dan CPC Corporation.

12. Kerjasama investasi senilai 150 juta Euro antara PT PLN Persero dan KfW.

13. Kredit investasi senilai US$523 juta dari Bank Mega kepada PT Hutama Karya Persero untuk pembangunan ruas tol Pekanbaru – Dumai.

14. Monetisasi Aset senilai US$336 juta dolar oleh PT Hutama Karya dengan ICBC, MUFG, Permata Bank, Sarana Multi Infrastruktur.

15. Kredit sindikasi US$684 juta kepada Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan Sarana Multi Infrastruktur.

16. Investasi senilai US$310 juta antara Menjangan Group, ITDC dan Amorsk Group.

17. Investasi senilai US$198 juta antara PT Wijaya Karya Persero, ITDC dan Menjangan Group.

18. Kerja sama pembiayaan proyek Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika antara ITDC dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) senilai US$248 juta.

19. Kerja sama lindung nilai nilai tukar berbasis Syariah senilai US$128 juta antara Sarana Multi Infrastruktur dan Maybank. (*)