Jonan Minta Jajarannya Segera Pulihkan Sulteng

Upaya optimalisasi pelayanan dilaksanakan di tengah keterbatasan fasilitas dan sumber daya pascabencana alam di Palu dan Donggala. Foto : WinNetNews
Upaya optimalisasi pelayanan dilaksanakan di tengah keterbatasan fasilitas dan sumber daya pascabencana alam di Palu dan Donggala. Foto : WinNetNews

TROPIS.CO JAKARTA – Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meminta seluruh jajarannya segera memulihkan pelayanan khususnya BBM, listrik, dan air bersih kepada masyarakat di Sulawesi Tengah (Sulteng) pascagempa besar pada Jumat (28/9/2018).

Menteri ESDM Ignasius Jonan memimpin rapat kordinasi penanggulangan bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (30/9/2018).

Hadir dalam rapat tersebut di antaranya Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Dirjen Ketenagalistrikan Andy Sommeng, Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi, Kepala BPH Migas Fansurullah Asa, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir.

Dalam rapat itu, Menteri Jonan meminta semua kekuatan sektor ESDM dikerahkan untuk memulihkan pelayanan kepada masyarakat di Sulteng khususnya pasokan bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan air bersih.

Pada Sabtu (29/9/2018), Menteri ESDM telah memerintahkan Tim Cepat Tanggap ESDM yang bertugas di Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk segera bergerak ke Palu.

“Kecepatan tindakan yang kami lakukan, akan sangat membantu masyarakat korban dan bahkan bisa menyelamatkan banyak orang,” tutur Jonan.

Saat ini di lokasi bencana Palu telah tiba sekitar 100 anggota Tim Cepat Tanggap ESDM yang terlatih dan berpengalaman terlibat di daerah bencana.

Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai kebutuhan di lapangan.

Mereka bergerak di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dari Badan Geologi ESDM, telah tiba di lokasi bencana empat tenaga terlatih yang bertugas menyiapkan sumur-sumur artesis untuk memasok kebutuhan air bersih warga.

Delapan orang lainnya dalam perjalanan, disusul sejumlah tenaga lainnya.

Terkait pemulihan pasokan listrik, sebanyak 125 personel tim gabungan PLN Sulawesi telah tiba di Palu.

Itu adalah tahap pertama dari sejumlah Tim PLN yang akan bergabung di Palu untuk membantu upaya percepatan pemulihan pasokan listrik pascagempa bumi dan tsunami yang terjadi sejak Jumat (28/9).

Pembangkit dan jaringan yang bisa diperbaiki dan dioperasikan dengan segera, menjadi fokus utama.

Mesin pembangkit diesel di PLTD Silae yang bisa segera diperbaiki dan dioperasikan serta beberapa penyulang yang tidak mengalami kerusakan parah diupayakan maksimal untuk segera dapat mensuplai listrik Kota Palu dan sekitarnya dengan target Minggu ini mulai normal secara bertahap.

Saat ini, sudah ada 12 genset yang telah dimanfaatkan untuk penerangan sejumlah posko, ditambah 10 genset dari Manado.

Untuk suplai BBM, Pertamina terus mengupayakan pelayanan untuk masyarakat pascabencana.

Upaya optimalisasi pelayanan dilaksanakan di tengah keterbatasan fasilitas dan sumber daya pascabencana alam.

Pelayanan untuk konsumen BBM di SPBU yang bisa beroperasi tetap dilaksanakan hingga tengah malam.

Pertamina juga berupaya maksimal untuk menyalurkan BBM dari Terminal BBM (TBBM) Donggala yang dilaporkan ikut terkena dampak gempa bumi.

Pertamina telah memberangkatkan tambahan suplai sekitar 245 ribu liter BBM menuju Palu dan Donggala.

Pengiriman pasokan menggunakan mobil tangki BBM dari Terminal BBM Palopo, Parepare, dan Tolitoli.

Untuk memenuhi kebutuhan pasokan avtur pesawat, Pertamina memberangkatkan mobil tangki dari Manado dan Luwuk.

Pertamina juga mengirimkan bantuan awak mobil tangki dari Pare-pare dan Kendari, serta sekitar 50 operator SPBU bantuan dari wilayah operasi Sulawesi.

Untuk suplai logistik termasuk obat-obatan dan kebutuhan masyarakat korban bencana, SKK Migas menyiagakan empat pesawat jenis chopper di Balikpapan.

Suplai logistik juga akan dilakukan dengan angkutan laut dan darat.

Menteri Jonan memastikan semua unsur ESDM terlibat secara aktif dan cepat, dengan selalu berkordinasi dengan BNPB. (*)