Risma Beberkan Kiat Sukses Kota Surabaya Turunkan Suhu Dua Derajat Celcius

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaplikasi konsep konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Foto : Litbang Kemendagri
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaplikasi konsep konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Foto : Litbang Kemendagri

TROPIS.CO, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan kiat kota yang dipimpinnya berhasil menurunkan suhu dua derajat celcius.

Menurut Risma, hal itu bisa dicapai setelah Pemkot Surabaya menciptakan 45 hektare hutan kota, 35 hektare median hijau, dan 420 taman kota yang totalnya sekitar 133 hektare ruang hijau.

“Karena kami sadar bahwa keuangan kami terbatas, maka kami lebih memanfaatkan kekuatan alam dan masyarakat Surabaya. Inilah kekuatan kami,” ujar Risma melalui siaran persnya di Surabaya, Jumat (28/9/2018).

Ia juga mengaku memiliki konsep yang sangat populer di Kota Surabaya, yaitu konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Konsep ini telah membantu mengubah pola pikir warga dan membuat semua orang ingin menjadi bagian dalam membuat Kota Surabaya lebih hijau, lebih bersih dan lebih sehat.

Salah satu contohnya adalah banyak warga di kampung-kampung Surabaya mendirikan “Bank Sampah” di lingkungannya masing-masing.

Guna mengapresiasi itu, Pemkot Surabaya menggelar festival bebas dari sampah. Dalam acara itu, semua peserta mengenakan pakaian dari bahan daur ulang sampah.

“Kami juga memiliki Suroboyo Bus yang merupakan bus pertama yang membayar dengan botol plastik.”

“Jadi, ini tidak hanya mendorong orang untuk berpindah dari angkutan pribadi ke angkutan umum, tapi juga untuk membantu upaya pengelolaan sampah dan daur ulang kami di Surabaya, sehingga kami dapat mengurangi 10 persen dari limbah yang dibuang ke TPA setiap tahun,” ucap Risma.

Wali Kota perempun pertama di Kota Surabaya itu juga memaparka, Surabaya terus mengembangkan pemanfaatan solar cell, mengimplementasikan proyek limbah ke energi tenaga listrik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengkonversi bahan bakar fosil menjadi gas, dan menerapkan kebijakan “green building”.

“Proyek revitalisasi sungai juga dilakukan dengan mengubah daerah kumuh di sepanjang tepi sungai menjadi ruang hijau dan taman tematik untuk mempertahankan fungsi sungai,” kata dia.

Dengan berbagai upaya itu, lanjut dia maka saat ini warga Surabaya bisa menikmati pengurangan konsumsi energi, indeks kualitas udara menjadi lebih baik, penurunan tingkat penyakit dan kemiskinan, serta pengurangan banjir yang signifikan.

“Itulah keberhasilan implementasi kebijakan iklim di tingkat lokal, yaitu Kota Surabaya,” papar Risma.

Berkat prestasinya itu, Risma diundang untuk jadi pembicara di forum One Planet Summit yang digelar di New York, Amerika Serikat, Kamis (27/9/2018).

Dalam kesempatan itu, dia mengajak negara-negara di dunia berkolaborasi mengatasi tantangan perubahan iklim global.

“Hanya dengan bekerja sama kita dapat membuat kemajuan yang signifikan, mengamankan dunia dari perubahan iklim dan bisa memenuhi tujuan Perjanjian Paris yang merupakan upaya global dalam mengatasi dampak dari perubahan iklim di dunia,” tuturnya.

Wali Kota Risma adalah satu-satunya kepala daerah yang diundang Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk menjadi pembicara dalam forum tersebut.

Hal ini dikarenakan forum itu dihadiri level presiden atau perdana menteri.

Menurut Risma, kongres ini menciptakan ruang untuk berkolaborasi, sehingga pihaknya berharap dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan perubahan iklim secara bersama-sama. (*)