Kemitraan Jadi Kunci Tingkatkan Produktivitas Petani Sawit

Department Head of Partnership and Smallholder PT Astra Agro Lestari Tbk, Tidar Bagaskara, menyatakan PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan pola kemitraan yang sesuai dengan kondisi petani untuk meningkatkan produktivitas. Foto : Wawan/Agro
Department Head of Partnership and Smallholder PT Astra Agro Lestari Tbk, Tidar Bagaskara, menyatakan PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan pola kemitraan yang sesuai dengan kondisi petani untuk meningkatkan produktivitas. Foto : Wawan/Agro

TROPIS.CO, PEKANBARU – Produktivitas perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh petani swadaya masih tergolong rendah. Yakni berkisar 16-18 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per tahun.

Jika dirata-rata, TBS tersebut hanya mampu menghasilkan minyak sekitar 1,5–2 ton per hektar per tahun dan tingkat rendemen juga masih di bawah 20%.

Hal ini disampaikan oleh Department Head of Partnership and Smallholder PT Astra Agro Lestari Tbk, Tidar Bagaskara, dalam acara Konferensi dan Expo Kemitraan Petani Kelapa Sawit (Perkebunan Inti Rakyat) di Pekanbaru, Rabu (19/9/2018).

Usia tanaman kelapa sawit yang sudah tua menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas tersebut.

Selain itu, menurut Tidar, pola pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat yang belum standar juga infrastruktur dan manajemen pengangkutan yang kurang baik juga menjadi penyebab.

Oleh karena itu, PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan pola kemitraan yang sesuai dengan kondisi petani untuk meningkatkan produktivitas.

“Astra Agro memiliki kompetensi yang cukup untuk meningkatkan produktivitas kebun masyarakat,” ungkap Tidar.

Menurutnya, segala kompetensi yang dimiliki Astra Agro dapat pula dikembangkan untuk masyarakat.

“Dengan konsep kemitraan Astra Agro, kompetensi Astra Agro bisa dinikmati oleh petani pekebun,” tegas Tidar.

Pada akhirnya, kompetensi mendukung keberhasilan proses peningkatan produktivitas.

Manfaat kemitraan dirasakan oleh koperasi maupun petani.

“Petani besar dari kemitraan. Kemitraanlah yang menyebabkan Koperasi (juga petani) menjadi kuat,” tutur Riswanto, Ketua KUD Karya Mukti.

Pihaknya sangat terbantu dalam pengelolaan kebun. “Program KKMT membantu kami mengelola transportasi terutama pada saat TBS banyak,” ungkapnya.

KUD yang telah mendapatkan sertifikat ISPO ini juga merasa sangat terbantu dalam pengelolaan panen.

“Bahkan mandor-mandor Astra Agro turun langsung untuk mengawasi panen agar hasil panen petani sesuai dengan standar kulaitas,” kata Riswanto.

“Selain penyuluhan pada bidang budidaya, Astra Agro juga banyak memberikan pelatihan kompetensi lain seperti penggunaan GPS untuk mengukur dan menentukan posisi kebun masyarakat,” papar Ketua KUD yang menjadi Koperasi Terbaik Nasional Tahun 2016 ini.

Pengukuran menggunakan GPS sangat penting untuk koperasi dalam rangka mendukung program Kelapa Sawit Berkelanjutan dan prinsip ketelusuran. (*)