200 Personil Dikerahkan Guna Padamkan Kebakaran Gunung Sindoro-Sumbing

Personil dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, KLHK, Perhutani, Polri, Koramil, dan relawan berjuang memadamkan karhutla di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Foto : Kementerian LHK
Personil dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, KLHK, Perhutani, Polri, Koramil, dan relawan berjuang memadamkan karhutla di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Foto : Kementerian LHK

TROPIS.CO, MAGELANG – Setelah berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng Gunung Lawu, kini tim penanggulangan kebakaran tengah berjuang memadamkan karhutla yang terjadi pada dua gunung lainnya, Gunung Sundoro dan Gunung Sumbing, dan dikabarkan apinya telah mulai mengecil.

Sejak tiga hari lalu, kebakaran melanda kawasan hutan di lereng Gunung Lawu, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yang semuanya berada di Jawa Tengah (Jateng).

Karhutla pada kawasan hutan lindung Gunung Lawu telah berhasil dipadamkan Selasa (11/9/2018).

Sebanyak 200 personil yang berasal dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Perhutani, Polri, Koramil, dan relawan, telah diturunkan untuk melakukan pemadaman sejak awal kejadian kebakaran Senin lalu (10/9/2018).

“Tim berupaya memadamkan langsung ke titik api, membuat ilaran/sekat bakar, menutup semua jalur kegiatan pendakian puncak Gunung Sindoro untuk umum, dan menempatkan personil untuk melakukan pemantauan,” jelas Suharman, Kepala BKSDA Jateng, Kamis (13/9/2018).

Suharman menambahkan, luas areal yang terbakar sampai Selasa sore (11/9/2018) di Gunung Sindoro diketahui sekitar 60 hektare dan Gunung Sumbing 237,8 hektare, dengan jenis vegetasi savana dan semak belukar.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Kabupaten Magelang hingga Selasa sore kemarin, 541 pendaki berhasil dievakuasi dengan selamat dari hutan Gunung Sumbing.

Kondisi terakhir Gunung Sindoro dikabarkan api masih belum dapat dipadamkan, dan api mengarah ke timur (turun).

Begitu juga di Gunung Sumbing, sementara apinya mengarah ke barat.

“Pemadaman terkendala medan yang sulit untuk dijangkau oleh personil pemadam, angin kencang, dan tidak adanya sumber mata air,” kata Suharman.

Suharman juga mengingatkan untuk mewaspadai sisa pokok pohon lapuk yang terbakar, karena setelah dianggap padam, ternyata ada bara yang kuat pada akarnya, yang dapat memunculkan api pada  satu hingga dua hari berikutnya. (*)