Partisipasi Masyarakat Penting, KLHK Terus Tingkatkan Kemampuan Masyarakat Peduli Api Dalam Pengendalian Karhutla

Sudah ada 704 regu MPA dibentuk yang tersebar di 28 provinsi dengan jumlah personil 10.569 orang. Foto : Kementerian LHK
Sudah ada 704 regu MPA dibentuk yang tersebar di 28 provinsi dengan jumlah personil 10.569 orang. Foto : Kementerian LHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Partisipasi masyarakat terbilang penting dalam membantu Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Oleh sebab itu, KLHK membentuk wadah Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai wujud partisipasi, kesiapsiagaan, serta kewaspadaan masyarakat di desa-desa yang rawan terjadi karhutla.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B. Panjaitan, menjelaskan bahwa dukungan masyarakat dalam pencegahan karhutla sangatlah penting.

“Hingga saat ini, sudah 704 regu MPA dibentuk yang tersebar di 28 provinsi dengan jumlah personil 10.569 orang.”

“MPA yang telah ada ini, akan terus dibina dan diberi pelatihan, untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya, sehingga mampu mendukung upaya KLHK dalam pengendalian karhutla di tingkat tapak,” jelasnya.

Seperti di Kabupaten Malili, Provinsi Sulawesi Selatan, KLHK melakukan pembinaan MPA yang berasal dari enam desa.

Kegiatan yang berlangsung selama tanggal 5-6 September ini, meliputi Desa Ussu (Kecamatan Malili), Desa Margolembo, Desa Sindu Agung, Desa Kasintuwu (Kecamatan Mangkutanah), Desa Taripa (Kecamatan Angkona), dan Desa Parumpenai (Kecamatan Wasuponda).

Sebelumnya, kegiatan serupa juga dilakukan di Kabupaten Muara Tebo, Provinsi Jambi pada enam desa.

MPA terus dibina dan diberi pelatihan agar mempunyai kemampuan dalam pengendalian karhutla di tingkat tapak. Foto : Kementerian LHK
MPA terus dibina dan diberi pelatihan agar mempunyai kemampuan dalam pengendalian karhutla di tingkat tapak. Foto : Kementerian LHK

“Pembinaan MPA ini akan terus dilakukan, hingga September ini, pembinaan MPA sudah dilaksanakan di lima provinsi, yaitu Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Sulawesi Selatan,” tutur Raffles.

Pelibatan masyarakat ini menjadi langkah penting di tingkat tapak, untuk menghadapi potensi karhutla yang kemungkinan masih akan terjadi, mengingat dibeberapa daerah rawan masih mengalami kemarau.

MPA secara aktif turut dalam kegiatan patroli terpadu, bersama Manggala Agni KLHK, TNI, dan Polri.

MPA mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat setempat, sehingga selain mendukung pencegahan.

MPA juga dapat memperkuat sosialisasi pencegahan karhutla kepada masyarakat. (*)