Paus Minta Bersihkan Lautan dari Sampah Plastik

Paus Fransiskus prihatin dengan semakin meningkatnya limbah sampah plastik di bumi. Foto : Kaskus
Paus Fransiskus prihatin dengan semakin meningkatnya limbah sampah plastik di bumi. Foto : Kaskus

TROPIS.CO, VATIKAN – Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, meminta agar semua lautan dan samudera bersih dari ancaman sampah plastik.

Paus juga menyerukan agar segera dilakukannya sebuah aksi darurat untuk melawan plastik yang mengotori lautan dan samudera.

Seruan Paus itu disampaikan pada Sabtu (1/9/2018), saat menyampaikan pesan pada Hari Doa Sedunia untuk Perlindungan Penciptaan ke-4, yang dirayakan bersama golongan Kristen lain.

“Kita tidak bisa membiarkan laut dan samudera kita dikotori oleh sampah plastik yang mengambang tiada habis,” kata Paus.

“Kita perlu berdoa seolah-olah semua tergantung pada pemeliharaan Tuhan dan bekerja seperti jika semua tergantung pada kita,” ungkapnya dihadapan sekitar 100 pemimpin usaha, yang diundang ke Vatikan untuk acara itu.

“Kita masing-masing harus bertanggung jawab untuk orang lain dan untuk masa depan planet kita.”

“Sayangnya, ada banyak upaya itu mengalami kegagalan karena tiadanya aturan yang efektif serta perangkat kontrol, terutama terkait upaya perlindungan wilayah lautan di luar batasan negara,” ucap pemimpin Gereja Katolik Roma.

Data yang dimiliki Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan delapan juta ton sampah plastik berupa botol, kemasan dan limbah lainnya, masuk ke samudera tiap tahun, dan membunuh kehidupan laut dan memasuki rantai makanan manusia.

Atas terjadinya krisis ini, para ilmuwan mendesak pembatasan lebih ketat pada sampah plastik dan memperingatkan bahwa jumlah sampah plastik bisa melebihi populasi ikan di lautan pada 2030. Pada Desember lalu, hampir 200 negara sepakat untuk membatasi pencemaran plastik di lautan,

Pada 2015, Paus Fransiskus menulis naskah utama bernama “Laudato Si” (Terpuji Jadilah) tentang perlindungan lingkungan dari pemanasan dunia pada 2015.

Paus memihak yang percaya bahwa pemanasan dunia setidak-tidaknya sebagian akibat ulah manusia dan memuji ilmuwan, yang bekerja untuk menjaga suhu bumi terkendali.

Akses Air Bersih

Dalam kesempatan yang sama, Paus Fransiskus juga menyatakan tak menerima upaya swastanisasi atas akses sumber-sumber air bersih karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

“Dunia kita dibebani utang sosial yang amat besar terhadap kaum miskin karena kurangnya akses terhadap air minum dan semua ini dikarenakan kita menyangkal hak untuk hidup yang konsisten dengan martabat mereka,” ucapnya.

Berdasarkan catatan kelompok pembela lingkungan hidup Water.org, saat ini hanya satu dari sembilan orang yang bisa mendapatkan akses air bersih.

Selain membahas soal akses terhadap air bersih, Paus Fransiskus juga menyatakan agar air jangan jadi faktor yang bagi pemisahan setiap orang.

Seruan Paus itu terkait laporan ribuan kaum migran yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyeberangi Laut Tengah untuk bermigrasi ke Eropa untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

“Jangan jadikan air sebagai pemisah umat, namun jadikan sebagai jembatan yang mempertemukan antarkomunitas manusia.”

“Mari kita doakan agar mereka yang mempertaruhkan nyawanya di lautan bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik dan mereka tetap selamat,” pungkas Paus Fransiskus. (*)