Keterlibatan PLN dalam Proyek Mangkrak Pacu Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan, hingga Juni 2018, 45 dari 70 proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang sudah ditandatangani kontraknya itu terancam batal karena sampai saat ini belum mencapai tahap finansial close alias mendapat pendanaan dari bank. Foto : Eksplorasi.id
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan, hingga Juni 2018, 45 dari 70 proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang sudah ditandatangani kontraknya itu terancam batal karena sampai saat ini belum mencapai tahap finansial close alias mendapat pendanaan dari bank. Foto : Eksplorasi.id

TROPIS.CO, JAKARTA – Direktur Eksekutif Energi Watch Mamit Setiawan menyebutkan instruksi agar PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) segera mengambil alih proyek pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) yang mangkrak sangat positif untuk mendorong peningkatan bauran EBT.

Perusahaan sektor kelistrikan tersebut bisa bermitra dengan Independent Power Producer (IPP) yang kesulitan dana.

Target bauran energi pada tahun 2025 dapat di capai sesuai target yaitu sebesar 23 persen.

“Harapannya dengan begitu ke depan beban operasional PLN semakin berkurang dengan tidak bergantung kepada harga batu bara dan minyak dunia,” ungkap Mamit di Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Mamit pun menambahkan semuanya harus kembali ke kondisi finansial PLN sendiri.

Mereka harus memastikan bahwa kondisi keuangan perusahaan masih cukup kuat untuk bermitra dengan IPP yang kesulitan mengalami pendanaan.

Pertimbangan keuangan sangat penting, sebab jangan sampai nanti justru akan memberatkan keuangan dari PLN sendiri mengingat mereka sendiri dari faktor finansial masih kurang karena banyak menanggung kerugian akibat beban biaya operasional penyediaan energy primer yang tinggi.

“Karena saya khawatir,jika beban keuangan mereka meningkat akan berdampak kepada masyarakat terkait dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL),” kata Mamit.

Sebagaimana diketahui, PLN diminta turun tangan garap 45 proyek energi terbarukan yang mangkrak.

Laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan ada 70 penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) listrik EBT antara PLN dengan IPP.

Total kapasitas 70 pembangkit listrik EBT tersebut mencapai 1.214,16 Megawatt (MW).

Jumlah PPA yang ditandatangani ini terbanyak dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, rata-rata tak sampai 20 PPA yang ditandatangani dalam setahun.

Namun berdasarkan data Kementerian ESDM hingga Juni 2018, 45 dari 70 proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang sudah ditandatangani kontraknya itu terancam batal karena sampai saat ini belum mencapai tahap finansial close alias mendapat pendanaan dari bank.

Baru 25 pembangkit listrik saja yang sudah masuk tahap konstruksi, 4 di antaranya beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD).

Agar proyek-proyek energi terbarukan tersebut tak mandek, Kementerian ESDM meminta PLN turun tangan. IPP didorong supaya bermitra dengan PLN menyelesaikan proyeknya.

“Pemerintah tentu terus mendorong agar hal itu bisa segera masuk tahapan berikutnya. Salah satunya dengan meminta PLN menjajaki kerja sama lebih jauh atau bermitra. PLN sedang melakukan itu,” kata Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana. (*)