Mahasiswa Brawijaya Ciptakan Pengawet Ikan dari Batok Kelapa

Asap cair dari tempurung kelapa hasil temuan mahasiswa Universitas Brawijaya yang diberi nama
Asap cair dari tempurung kelapa hasil temuan mahasiswa Universitas Brawijaya yang diberi nama "Coconut Shell Liquid Smoke" (CS-LS) lebih aman. Foto : TIMES Malang

TROPIS.CO, MALANG – Tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK- UB) Malang, menciptakan pengawet alternatif dari batok (tempurung) kelapa yang dapat menghambat bakteri pada makanan, terutama ikan yang diawetkan.

Ketiga mahasiswa itu, adalah Dysa Nurrachma, Chusnul Liyah, dan Mahbubur Rahman. Dalam proses penelitian yang didanai Kemenristekdikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) itu, mereka dibimbing dosen Hartati Kartikaningsih.

“Selama ini mayoritas masyarakat sering menggunakan formalin sebagai penghambat bakteri pada makanan, terlepas karena ketidaktahuan akan bahaya formalin atau karena ingin meraup untung yang sebesar-besarnya,” kata ketua tim peneliti alternatif pengawet formalin tersebut, Dysa Nurrahma di Malang, Jawa Timur, Jumat (3/8/2018).

Menurut dia, bahan pangan seperti ikan mengandung kadar air tinggi sehingga mudah mengalami kemunduran mutu akibat mikroorganisme. Penambahan formalin (dengan nama kimia Formaldehid) secara efektif dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, namun penggunaannya tidak diperbolehkan.

Berangkat dari permasalahan tersebut, kata Dysa, ia dan kedua rekannya dari satu fakultas melakukan penelitian bagaimana cara mengganti formalin dengan bahan alternatif yang lebih aman dan tidak berbiaya tinggi.

Asap cair dari tempurung kelapa hasil temuannya dan diberi nama “Coconut Shell Liquid Smoke” (CS-LS) lebih aman. Nilai rendemen CS-LS grade 3 sebesar 11,76 persen dan grade 2 sebesar 11 persen, grade 1 sebesar 11,37 persen dengan rata-rata efisiensi destilator sebesar 93,34 persen.

Pengaplikasian pada bahan pangan, khususnya hasil perikanan merupakan parameter yang penting sebagai penentu kualitas dari CS-LS sebagai bahan pengawet pengganti formalin yang aman untuk digunakan.

Pada pengaplikasiannya menggunakan 4 sampel uji berupa ikan kembung segar ukuran 250-300 gram bentukan whole dan fillet, Udang Vannamei kecil ukuran konsumsi bentukan wholedan butterfly.

Pemilihan penggunaan konsentrasi 7,5 persen dan 10 persen karena pada konsentrasi tersebut CS-LS sudah mulai dapat membentuk zona hambat.

Hasil penelitian pada konsentrasi CS-LS sebesar 7,5 persen dan 10 persen, diaplikasikan pada ikan, dan udang bentukan whole dapat bertahan selama dua hari, sedangkan bentukan fillet dan butterfly dapat bertahan selama tiga hari pada suhu ruang, masa simpan dapat diperpanjang dengan penyimpanan pada suhu rendah.

Sementara dengan menggunakan formalin, ikan bisa bertahan hingga 3-4 hari pada suhu ruang, namun penggunaan formalin berbahasa bagi kesehatan. (*)